Pelatihan Motivasional untuk BKM, Relawan, Up-UP dan Perangkat Desa/Kelurahan

Sambutan Pelatihan Motivasional oleh Bupati Jepara

Pelaksanaan Kegiatan Fisik

Salah satu kegiatan fisik PNPM MP Kabupaten Jepara yaitu Pembangunan Jalan Rabat Beton

Monitoring dan Evaluasi dari Pemda Kab Jepara

Kunjungan ke lapangan untuk melihat hasil kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan di Kabupaten Jepara

Kegiatan Sosial

Pelatihan Tata Boga yang difasilitasi oleh PNPM MP Kabupaten Jepara

Kunjungan Bupati Jepara

Kunjungan Bupati Jepara ke salah satu desa pelaksana kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan

Senin, 19 Desember 2011

Uji Petik KMW 5 Jateng ke Jepara

Hari jum’at 25 November 2011, uji petik dilakukan oleh KMW yang dilakukan oleh pak Elis (TA monev) ibu Eri (Yunior Asmandat KMW jateng) dan pak Tris (assisten TA infra) dikelurahan Karangkebagusan BKM Adil Jujur Sejahtera, kelurahan Potroyudan BKM Rahayu dan kelurahan Bulu BKM Bina Mulya Utama Kec.Jepara Kab. Jepara.

Uji petik dilakukan kaitannya dengan melihat kendala dan tingkat perkembangan BKM sebagai study banding yang ditujukan kepada BKM, KSM, maupun UP-UP dengan pelaksanaan siklus masyarakat, kaitannya dengan proposal kegiatan dan LPJnya, Pelaksanaan kegiatan BLM baik kualitas bangunan untuk kegiatan lingkungan, volume yang sesuai dengan rencana, prasasti untuk identitas.

Sedikit tanya jawab kepada BKM mengenai kegiatan siklus mampu dijawab dengan baik dan benar hanya saja ada kekurangan yaitu prasasti pada hasil kegiatan lingkungan tidak ada, dokument-dokument belum dibuat dengan baik (siklus, PJM, PS2), memang perlu adanya uji petik seperti ini untuk koreksi dan evaluasi agar kedepan lebih baik, data terarsip dengan baik lebih-lebih PJM pronangkis dapat dimitrakan dichannelingkan dengan pihak swasta, pemda, atau dinas-dinas terkait, PJM layak jual program-program mampu difasilitasi, direalisasikan dengan adanya channeling, semua itu butuh proses dan kerelawanan masyarakat untuk menyajikan data secara apik, detail, akurat, terpercaya, penyajian yang bagus dan mampu menarik pembaca untuk turut serta membantu merealisasikan program-program yang ada khususnya PJM pronangkis.

Pengaruh besar akan baik tidaknya BKM juga bergantung dengan BKMnya jika BKM kurang aktif juga akan mempengaruhi semuanya, keaktifan anggota BKM sangat membawa pengaruh penting, kebijakan yang diambil kebijakan yang pro-poor (memihak masyarakat miskin), memonitoring, mengevaluasi, sebagai motor penggerak masyarakat/relawan, memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang ada, ini yang terkadang kurang dipahami oleh BKM atau dipahami tetapi dilanggar karena kendala yang dihadapi ditingkat masyarakat “teori tidak sama dengan prakteknya” benturan dengan pemahaman masyarakat, terkadang datang dipertemuaan mendengarkan setelah itu lupa, siap melakukan kegiatan setelah itu tidak ada tindak lanjut, banyak melakukan pertemuan akan menghabiskan dana untuk jamuan, itulah asumsi-asumsi yang ada dan banyak sekali problem yang ada di BKM.

Ada satu koreksi dari KMW yang disampaikan kaitannya dengan sistem yang tidak jalan yaitu UP-UP dan BKM yang tidak bekerja dengan baik, perlu disadari oleh semua mereka adalah relawan yang ekonominya menengah kebawah dan waktu tersita untuk mencari nafkah untuk keluarga, sementara yang menengah keatas mereka jarang terjun dalam kegiatan ke-BKM-an, betapa susahnya BKM untuk menggerakkan dirinya sendiri maupun UP-UP dan KSM, lebih-lebih KSM ekonomi yang macet, perlu diingat semboyan dari PNPM “Bersama Kita Bisa !”

Oleh : Lilis Suryani, A.Md (faskel CD tim 4 Kab.Jepara, Nov 2011)


Rabu, 07 Desember 2011

Ternak Ayam dapat Sejahterakan Masyarakat

Kegiatan sosial yang diselenggaraka Oleh KSM Harko Desa Jambu Timur Kecamatan Mlonggo kabupaten jepara dibawah B K M Jati Mas , itu merupakan contoh keinginan kuat masyarakat desa tersebut untuk berkeinginan maju, demi memperbaiki perekonomian warga setempat.

KSM Harko adalah KSM yang melihat lemahnya ekonomi masyarakat disekitarnya, yang dimungkinkan sulit untuk maju, serta terpuruk dengan kemiskinan, sulitnya mata pencaharian, yang berimbas pada taraf hidup yang serba kekurangan. Melihat kondisi tersebut, munculah keinginan warga untuk maju dengan adanya ketrampilan yang mereka pelajari. Kegiatan sosial yang diselenggarakan oleh KSM Harko adalah kegiatan Pelatihan Ternak Ayam potong, yang diselenggarakan pada pertengahan bulan maret 2011 ini, diikuti oleh beberapa pemudi desa Jambu Timur dan diikuti juga oleh ibu-ibu rumah tangga.

Praktek langsung kelapangan atau lokasi kerja merupakan salah satu materi yang harus dilaksanakan untuk kegiatan pelatihan peternakan ayam potong oleh KSM Harko desa Jambu Timur.Kegiatan social berupa pelatihan peternakan ayam potong yang dilakukan oleh KSM Harko desa Jambu Timur bekerja sama dengan dinas pertanian peternakan kabupaten jepara .

Berdasarkan pengamatan tenaga penyuluh dari dinas pertanian dan peternakan kabupaten jepara Ir. Arief Efendi desa jambu Timur sangat potensial sekali untuk lahan pengembangan peternakan unggas, kegiatan pelatihan ini diharapkan ditindak lanjuti sehingga dalam jangka panjang bias mengangkat perekonmian warga desa Jambu Timur

Tujuan diadakannya kegiatan tersebut, yang nantinya berguna bagi masyarakat setempat, untuk menaikkan derajat ekonomi masyarakat.Tujuan lain yang palig utama adalah membangun lapangan pekerjaan bagi mereka yang berpendidikan rendah dan tidak bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, juga ekonomi yang minim, Sehingga kegiatan tersebut akan menjadikan mereka sejahtera dan memupuk suatu masyarakat yang maju.

Anna (Team2-2011)

Jumat, 02 Desember 2011

HIKMAH TERSEMBUNYI DI BALIK TINJAUAN PARTISIPATIF

Review/tinjauan partisipatif sebenarnya bukanlah sebuah kegiatan yang luar biasa di PNPM-MP, karena kegiatan seperti ini hampir setiap tahun di lakukan di seluruh desa penerima program PNPM, karena hal ini sudah merupakan siklus yang harus selalu di lakukan.

Namun sesuatu yang biasa akan terlihat luar biasa ketika apa yang dilakukannya ternyata berbeda dengan yang lainnya, apalagi sesuatu itu adalah hal yang baik. Yang coba kita angkat kali ini adalah kegiatan review partisipatif di Desa Kedungsari Mulyo, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara. Lalu apa yang menarik dari review partisipatif sehingga harus menjadi bahan tulisan di best practice kali ini ? Ada bebeapa hal yang menarik dan hampir tidak terjadi di desa lain di Kecamatan Welahan selama kegiatan review partisipatif tahun ini.

Pada akhir Juni 2011 sampai awal Agustus 2011, kami Tim-9 yang mendampingi 9 Desa antara lain Ketilengsingolelo, Gedangan, Kedungsari Mulyo, Bugo, Gidangelo, Kendeng Sidialit, Guwosobokerto, Karanganyar, dan Ujung Pandan, telah melaksanakan kegiatan siklus Tahun V dari program PNPM-MP di Kecamatan Welahan. Dari 9 Desa yang kami damping ada 1 Desa yang paling berkesan dalam melaksanakan kegiatan review partisipatif kali ini, yaitu Desa Kedungsari Mulyo.

Mengapa kegiatan review partisipatif di Desa Kedungsari Mulyo menjadi istimewa ? Karena dari 9 Desa di Kecamatan Welahan, hanya Desa Kedungsari Mulyo saja yang di hadiri oleh Petinggi dan kegiatan review dikuti dari awal sampai akhir, dan juga hanya BKM di Kedungsari Mulyo saja yang seluruh anggotanya baik laki-laki ataupun perempuan berseragam Batik dengan warna dan corak yang sama. Walaupun dari 25 yang hadir, hanya 4 perempuan yang terlibati, namun keterlibatan perempuan di Desa Kedungsar Mulyo ini ternyata paling banyak di banding 8 Desa lainnya.

Sebenarnya tidak ada hal yang luarbiasa dan istimewa dari peristiwa tersebut diatas, tapi kehadiran Petinggi Desa yang mengikuti kegiatan review dari awal hingga usai sungguh merupakan bentuk perhatian yang luar biasa akan keberadaan program PNPM-MP di Desanya, dan juga dengan seragam batik yang warna dan coraknya sama yang di kenakan seluruh anggota BKM adalah bentuk dari kebanggaannya sebagai relawan dan juga bentuk dari cara mereka menghargai diri sendiri sebagai anggota masyarakat yang di percaya melaksanakan program PNPM-MP di Desanya.

Bukan maksud kami untuk membanding-bandingkan dengan Desa yang lainnya, tapi sungguh tidak bijaksana juga apabila kita tidak mengapresiasi Desa dampingan kami yang benar-benar tampil beda dan bisa menunjukkan kebanggaan dan kebersamaanya dalam kegiatan review partisipatif kali ini, karena hal itu juga menjadi cerminan kebersamaan dan kekompakan dalam melaksanaan program PNPM-MP di desanya.

Sekali lagi tulisan ini mencoba mengangkat suatu hal yang sebenarnya biasa tapi tenyata menjadi luar biasa ketika yang lain tidak bisa melakukannya.
( Teguh Supriyanto, SSos- Faskel CD Tim 9 Jepara )

Minggu, 20 November 2011

Kegiatan Survey dan Koordinasi Pra Konstruksi

Desa Welahan, Kecamatan Welahan adalah salah satu sasaran kegiatan PNPM, Desa ini merupakan klasifikasi sasaran PNPM-MP lokasi baru 2009. Pada implementasi BLM, Desa Welahan merupakan salah satu Desa yang terlambat dalam akses dana BLM 2009 putaran pertama untuk terminasi dana APBD, hal tersebut dikarenakan adanya keterbatasan DIPA 2009 dan DIPA 2010 sharring APBD Kabupaten Jepara.

Pada tahun 2011 ini, Pemdes, BKM maupun Masyarakat Desa Welahan kembali mendapatkan angin segar dengan adanya kabar ketersediaan DIPA 2011 untuk pemenuhan sharring dana APBD BLM 2009 putaran pertama. Dengan semangat bahwa masyarakat Desa Welahan kembali dapat melanjutkan pemanfaatan BLM untuk kegiatan infrastruktur dalam usaha peningkatan pembangunan dan upaya penanggulangan kemiskinan. Setelah melewati beberapa proses dan tahapan dalam mekanisme RPD (Rencana Penggunaan Dana) dengan pedoman PJM Pro-nangkis, akhirnya disepakati untuk wilayah RT. 04 RW. 01 mendapatkan kesempatan melaksanakan pemanfaatan dana BLM melalui kegiatan KSM. Pada kesempatan tersebut KSM Adem Ayem RT. 04 RW. 01 mengakses kegiatan pembangunan jalan paving dan saluran air. Dalam upaya tindak lanjut Pra Konstruksi maka Petinggi, BKM, UPL, Tim Faskel dan Masyarakat yang terwakili KSM melakukan kegiatan Survey lokasi, Pengukuran serta koordinasi kegiatan.

Kegiatan ini merupakan mekanisme di bidang Infrastruktur, setelah tahap Pra-Konstruksi masyarakat akan di ajak untuk berperan lebih lanjut dalam tahap Pelaksanaan Konstruksi melalui berbagai peranan, dengan harapan akan di dapatkan keberhasilan tujuan dari Pembangunan dan Program Pasca Konstruksi.

Dengan harapan besar seluruh pelaku PNPM-MP dan Masyarakat Desa Welahan, dapat segera mengakses BLM sharring dana APBD BLM 2009 putaran pertama di DIPA 2011 ini, sehingga semangat masyarakat dalam membangun tetap terjaga terhadap impian kebutuhan pembangunan di wilayahnya. Kegiatan ini menumbuhkan akses menuju ke penyadaran kritis masyarakat atau menumbuhkan kesadaran terhadap lingkungan sekitar yang berdampak pada tatanan kehidupan sosial untuk merangsang giatnya sektor ekonomi yang berdampak pada bidang pendidikan melalui kegiatan Infrastruktur
(Wawan & Tatang , Tim 10 Jepara)

Senin, 03 Oktober 2011

Peran Serta Perempuan dalam Kegiatan Infrastruktur

Pada awalnya sebelum kegiatan pembangunan jalan ini dimulai dibentuklah KSM dengan nama KSM Sido Lancar dengan maksud dan tujuan supaya nanti waktu pelaksanaan bisa berjalan lancar. Ikut didalamnya para ibu-ibu dengan harapan supaya jalan yang ada disekitarnya bisa bagus terutama ibu suriah yang memelopori ibu-ibu di RT setempat tak ketinggalan juga ibu suni dan kasbun meskipun di KSM beliau berada di seksi konsumsi namun antusianya demi terwujudnya jalan yang ada disekitarnya menjadi lebih baik beliau siap terjun untuk gotong-royong bila nanti pelaksanaan

Warga Batukali (RT 2 RW IV) juga mempunyai Kas RT yang dikumpulkan setiap pertemuan rutin RT untuk mendukung kegiatan yang ada di RT tersebut. Dari kas RT inilah swadaya bisa terkumpul. Selain itu setelah nanti pelaksanaan berlangsung warga juga siap untuk iuran lagi sebagai bentuk swadaya kegiatan ini apalagi panen pada kesempatan kali ini terbilang cukup baik menambah semangat bagi warga RT 2 RW IV yang sebagian besar mereka penghasilannya dari bertani

pembangunan jalan mulai dilaksanakan dengan diawali rembug warga setempat untuk menyepakati teknis pelaksanaan maupun kebutuhan lainnya. Karena lokasi berada di tengah-tengah antardesa yang berbeda maka disepakati dibentuk dua RT maka panitia pelaksana terdiri dari para ketua RW, ketua RT, tokoh masyarakat, dan khalayak warga. Para ibu, kaum perempuan, termasuk gadis-gadis remaja, yang piawai dalam urusan masak-memasak, terlibat sejak awal kegiatan — bahkan sebelum pekerjaan utama dimulai. Mereka mengurusi terutama konsumsi dan administrasi keuangan.

Karena pada siang hari sebagian warga sibuk bekerja mencari nafkah, maka mereka memulai pekerjaan ini pada sore hari dan dilanjutkan hari minggu untuk diadakan gotong-royong terlihat disini antusiasme dari kaum perempuan dalam kegiatan tersebut. Ini membuktikan bahwa perempuan tidak hanya di dapur saja tapi mereka juga siap dalam bekerja seperti layaknya laki-laki bahkan dengan adanya ibu-ibu perempuan yang ikut memegang cangkul dan ember semakin menambah semangat para pemuda dalam kegiatan gotongroyong tersebut.

Pekerjaan pengaspalan ini selesai dibangun selama kurang lebih 1 hari, sampai Jalan tersebut juga sebagai pendukung sebagai kawasan prioritas di PLPBK karena didesa ini juga mendapat program PLPBK. Dalam pelaksanaannya kegiatan Pembangunan jalan ini menghabiskan dana kurang lebih Rp 11,750,000.00 juta. Dari jumlah itu sebesar Rp 4,600,000.00 merupakan BLM PNPM-MP Tahun 2009 Termin III

Hasil konkret yang dicapai dari kegiatan ini adalah terbangunnya Jalan rabat beton yang semakin kuat, berukuran panjang 170 m dan lebar 2,5 m. Jalan Rabat Beton ini bisa dilewati mobil berukuran kecil sampai sedang dengan tanpa kesulitan.

Selain fisik bangunan juga kegiatan ini menghasilkan rasa kebersamaan dan gotong royong masyarakat yang sangat baik baik laki-laki maupun perempuannya hal ini dibuktikan dengan suksesnya kegiatan ini. Kegiatan ini mustahil berhasil bila rasa tersebut tidak muncul di masyarakat. Karena persinggungan yang guyub-rukun itulah proses pembangunan berjalan.

Untuk menjaga keberlanjutan dan memperpanjang umur (lifetime) jalan, maka disepakati pengelolaan perawatan dibebankan kepada organisasi RT/RW setempat.Misalnya lewat kerjabakti insidentil. Dan jika memerlukan dana, itu diambilkan sebagian dari iuran pembangunan bulanan yang memang sudah menjadi tradisi penggalangan swadaya selama ini. Ada pula pemikiran penerapan biaya portal, khususnya bagi kendaraan roda empat yang membawa beban kapasitas penuh

Pembangunan Jalan Paving Desa Robayan

Pada awalnya, jalan yang terletak di RT 06/RW 01 ini hanyalah jalan tanah biasa, dengan kondisi yang kalau hujan becek dan sering banjir sehingga mengganggu aktivitas masyarakat. Kondisi seperti ini mendorong keinginan warga untuk membangun jalan yang bisa dilalui pejalan kaki, sepeda motor maupun mobil.

Warga Robayan, khususnya Rt 06/Rw 01 kemudian menabung cukup lama, sebagai bentuk swadaya, melalui mekanisme paguyuban warga. Ketika dana yang terkumpul jumlahnya cukup memadai, kegiatan pembangunan jalan tidak kunjung dimulai karena kesibukan warga. Pada kondisi ini sesungguhnya yang terjadi adalah “tidak adanya mekanisme inisiasi”, suatu mekanisme yang merubah niat menjadi tindakan. Di samping itu ada sedikit masalah tentang lahan warga yang menolak apabila sebagian tanahnya terkena ptoyek paving ini.

Itu semua berubah dengan hadirnya program PNPM-Mandiri Perkotaan di desa Robayan. PNPM-MP sungguh menjadi pemicu bagi kebangkitan serempak di kedua sisi Sungai Karanggungan yang menjadi batas kedua desa itu. Mengapa ini bisa terjadi? Karena kaidah keproyekan yang memiliki batas waktu, target capaian, persyaratan teknis, telah menjadi cambuk bagi bergulirnya proses pekerjaan secara terstruktur dengan melibatkan sumberdaya dan sumberdana yang sudah ada. Dan berkat adanya swadaya dana dari warga, maka tanah yang bermasalah tersebut akhirnya dibeli dan digunakan untuk kegiatan jalan paving juga.
Hal itu pula yang bisa menjelaskan bagaimana kontribusi bantuan langsung masyarakat (BLM) PNPM-MP yang sebesar Rp 20 Juta dapat menghimpun swadaya hampir 40%.

Bulan Maret 2011 pembangunan jalan mulai dilaksanakan dengan diawali rembug warga setempat untuk menyepakati teknis pelaksanaan maupun kebutuhan lainnya. Karena lokasi berada di tengah-tengah desa yang berbeda maka disepakati dibentuk panitia pelaksana terdiri dari para ketua RW, ketua RT, tokoh masyarakat, dan khalayak warga. Para ibu, kaum perempuan, termasuk gadis-gadis remaja dan juga anak2 kecil, yang piawai dalam urusan masak-memasak, terlibat sejak awal kegiatan — bahkan sebelum pekerjaan utama dimulai. Mereka mengurusi terutama konsumsi dan administrasi keuangan.
Karena pada siang hari sebagian warga sibuk bekerja mencari nafkah, maka mereka memulai pekerjaan paving ini pada sore hari dan dilanjutkan malam hari bahkan sampai tengah malam, mereka tetap semangat mengerjakannya.
Pekerjaan paving ini selesai dibangun selama kurang lebih 1 minggu, sampai ke tingkat sempurna seperti sekarang ini. Jalan tersebut rencananya akan diresmikan pada pertengahan bulan Maret 2011 ini

Dalam pelaksanaannya kegiatan Pembangunan jalan ini menghabiskan dana kurang lebih Rp 25.375.000. Dari jumlah itu sebesar Rp 20 juta merupakan BLM 3 tahap 3 PNPM-MP Tahun 2009. Dengan demikian swadaya masyarakat tercurah sebanyak Rp 5.375.000. Untuk diketahui, itu semua murni dari warga.

Untuk menjaga keberlanjutan dan memperpanjang umur (lifetime) jalan, maka disepakati pengelolaan perawatan dibebankan kepada organisasi RT/RW setempat.Misalnya lewat kerjabakti insidentil. Dan jika memerlukan dana, itu diambilkan sebagian dari iuran pembangunan bulanan yang memang sudah menjadi tradisi penggalangan swadaya selama ini. Ada pula pemikiran penerapan biaya portal, khususnya bagi kendaraan roda empat yang membawa beban kapasitas penuh.

Bicara mengenai pemanfaat, jalan ini digunakan bukan hanya oleh warga setempat tapi juga warga wilayah RT/RW lain yang berdekatan. Sebab, jalur ini memang membuka akses yang semula terkendala karena Becek dan sering banjir, untuk menuju ke pusat desa atau menuju kantong-kantong kegiatan ekonomi (lahan pertanian), pendidikan (sekolah, tempat kursus), sosial (masjid/musholah), dan jalur keluar yang terdekat.
(Tatang & Wawan-Tim 10 PNPM MP Jepara)

Rabu, 28 September 2011

Rapatkan Barisan Menuju yang Terdepan

Dengan selesainya tahap perencanaan, kegiatan PLPBK BKM Datuk Putra Mandiri Batukali memasuki tahap pemasaran dan pelaksanaan pembangunan. Kawasan prioritas telah dimulai pembangunannya sejak bulan Juli 2011 yang lalu. Setelah terbentuknya KSM – KSM pembangunan, Faskel bekerja sama dengan BKM dan TIPP Desa Batukali melakukan coaching atau penjelasan kepada KSM dan tukang sekaligus pekerja mengenai petunjuk teknis dan administrative mengenai pekerjaan fisik dari kawasan prioritas tersebut nantiya.

Rapatkan Barisan dengan Koordinasi
Seiring dengan berjalannya pembangunan fisik tersebut, dalam rangka merapatkan barisan untuk memperoleh hasil maksimal yang diharapkan, koordinasi antar BKM, TIPP, KSM, dan faskel pun dilakukan untuk evaluasi segala kegiatan serta menetukan strategi – strategi yang nantinya dibutuhkan. Untuk koordinasi resmi , dilakukan seminggu sekali secara bergiliran di rumah anggota BKM, KSM maupun TIPP Desa Batukali. Dalam forum resmi ini, dibahas mengenai kendala atau masalah yang dihadapi oleh peserta dalam proses pembangunan itu sendiri. Dengan pemikiran bersama serta masukan dari peserta maka banyak masalah yang bisa terselesaikan , sekaligus BKM, KSM, maupun TIPP mempunyai strategi – strategi terbaik dalam menghadapi permasalah yang ada, maupun antisipasi permasalah yang datang. Selain itu koordinasi di lapangan juga sering dilakukan di lapangan sekaligus untuk pengecekan langsung kondisi di lapangannya.

Beberapa permasalahan yang selesaikan berkat koordinasi yang solid ini diantaranya yaitu, ketika KSM mengalami permasalahan kelangkaan pasokan semen di pasaran yang diikuti dengan tingginya harga semen, pasokan batu bata dengan harga yang rendah dengan kualitas yang baik , serta sulitnya mencari sumber daya tukang untuk kegiatan fisik. Permasalahan tersebut bisa diatasi secara cepat oleh foruim KSM , BKM serta TIPP tersebut.

Dari koordinasi rutin tersebut, akhirnya bisa diketahui KSM mempunyai permasalahan mengenai sumberdaya manusia untuk sekretaris dan bendaharanya yang belum paham benar mengenai pembukuan, dan administrasi kas yang benar dan sesuai standar. Untuk permasalahan tersebut dapat diselesaikan melalui pelatihan singkat mengenai pembukuan dan administrasi oleh tim faskel tim 7 yang UP, dan terdiri dari faskel MK, faskel Infra.

Maju Terus Pantang Mundur
Berbagai permasalahan di atas adalah sebagian contoh dari permasalah yang bisa terselesaikan melalui koordinasi solid yang dilakukan yang selalui rutin dilakukan seminggu sekali antar BKM, KSM, TIPP dan faskel. Meski banyak permasalahan ataupun tantangan yang datang, tapi forum tersebut selalu tidak gentar menghadapinya. Kegigihan yang ditunjukkan dalam menyelesaikan permasalah yang ada merupakan bukti bahwa BKM Datuk Putra Mandiri layak untuk mewujudkan mimpi dan harapak mereka melalui program PLPBK. Dengan hubungan yang sangat kuat dan kompak tersebut, BKM Datuk Putra Mandiri yakin dan mantap untuk segera menyelesaikan pembangunan fisik untuk kawasan prioritas seesuai dengan jadwal yang direncanakan dan hasil maksimal tentunya.
Semboyan Maju terus pantang mundur, rapatkan barisan menjadi yang terdepan selalu melekat dalam diri para BKM, KSM, dan TIPP Ds. Batukali. Semangat… (Eri N, F.UP Jepara)

Sumber: PLPBK Jepara


Minggu, 25 September 2011

Gurihnya Kacang Oven Jepara ala Pak Subhan

Kacang oven Jepara merupakan salah satu makanan khas ringan di kabupaten yang terkenal dengan sebutan “kota ukir” atau meubel, dan biasanya dijadikan sebagai camilan atau buah tangan/oleh-oleh untuk saudara yang berada di luar kota Jepara. Banyak sekali wirausaha yang tertarik untuk menggeluti usaha pembuatan kacang tersebut termasuk salah satu diantaranya adalah Bapak Subkhan yang tinggal di RT 1 RW IV Kelurahan Saripan Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara. Lelaki yang tinggal bersama adik perempuannya ini merupakan generasi kedua yang melanjutkan usaha orang tuanya ( Ibu Rosidah ) yang sudah dikelola sejak hampir 40 tahun dan baru dilanjutkan oleh Bpk Subkhan sekitar 5 atau 6 tahun yang lalu setelah ibunya meninggal dunia.

Sebelumnya usahanya mengalami kelesuan karena imbas dari kebijakan pemerintah yang kurang mendukung usaha home industry. Meskipun demikian P Subkhan bertekad untuk tetap mempertahankan usaha orangtuanya apalagi kemudian setelah mendapatkan pinjaman dari PNPM_MP untuk kegiatan ekonomi bergulir. Dengan masuk menjadi anggota KSM Jenggala 5 yang beralamat di RT 2 RW IV dan diketuai oleh Sdra Ony sejak tgl 23 Feb 3011 dengan total pinjaman Rp. 5.800.000, dan karena P Subkhan sendiri merupakan peminjam baru maka P Subkhan mendapatkan pinjaman sebesar Rp. 500.000. Meskipun besarnya tidak seberapa tetapi cukup membantu untuk membeli tambahan bahan baku. Bahan baku diperoleh dari penyetor di Kecamatan Tahunan dan Batealit. Jenis bahan baku kacang oven ada 2 yaitu pake mesin dan kupasan tangan. Yang digunakan oleh Bpk Subkhan adalah yang kupasan tangan karena menurutnya untuk yang mesin tingkat kerusakannya lebih besar yaitu biasanya berupa kacang kepencet sehingga kacangnya tidak bisa utuh. Rata-rata produksi perbulan dalam keadan sepi pembeli sekitar 50 kg dan dalam keadan rame pembeli seperti pada waktu lebaran kemarin produksi bisa mencapai 300 kg. Dari 50 kg, pendapatan kotor yang diperoleh sekitar Rp 1,5 – Rp 1,8 juta sedangkan pendapatan bersihnya hanya sekitar 10%nya. Tidak banyak memang karena penjualannya bersifat menunggu konsumen di rumah. Hal ini disebabkan harga yang dipatok belum mampu untuk bersaing dengan produksi dari pihak lain.

Karena dengan uang Rp 500.000,- pada saat sekarang ini sangat kurang untuk bisa mengembangkan usaha maka harapan dari P Subkhan dan mewakili KSM yang lain adalah diberikannya pinjaman kepada peminjam pertama minimal Rp 1.000.000,- . Sebuah harapan yang wajar karena untuk saat sekarang uang Rp 500.000,- memang cukup sulit untuk bisa mengembangkan usaha karena semuanya sudah serba mahal…….Begitu harapan yang disampaikan Bpk Subkhan kepada penulis.
(Siti Noor F- FE Tim 3 PNPM MP Jepara)

Senin, 12 September 2011

Bangkitnya UPK Desa Sinanggul Setelah Mati Suri

Desa Sinanggul yang terletak di Kec. Mlonggo terbentang diantara Jalan Jepara – Bangsri merupakan desa yang pernah mendapat bantuan dari P2KP tahun 2003. Dalam perjalanannya di tahun awal, BKM Mandiri yang notabenya BKM di desa Sinanggul selalu berpedoman dari visi dan misi BKM. Mengentaskan kemiskinan yang terjadi di desa Sinanggul sehingga diharapkan dapat mengubah pola pikir masyarakat dari tidak berdaya menjadi berdaya.

Namun setelah bertahun – tahun berjalan terjadi pergolakan di dalam lembaga BKM yang mengakibatkan menurunnya kinerja BKM berserta UP – UP yang ada. Maka ketika dari pemerintah pusat menurunkan Dana BLM kembali pada tahun 2009, masyarakat dapat melakukan perubahan dalam perputaran perekonomian di desa.

Sosialisasi pinjaman bergulir yang baru

Setelah melakukan identifikasi yang cukup panjang dapat terdeteksi beberapa permasalahan yang ada di desa termasuk kemacetan pinjaman ekonomi bergulir yang teryata hampr semua macet. Maka dari itu setelah terbentuk pengurus UPK yang baru, diharapakan dapat mengubah kesadaran masyarakat kea rah lebih positif.


Ada beberapa hal yang membuat semua KSM macet, antara lain =
1. Adanya mosi ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah setelah era reformasi.
2. Uknum dari lembaga BKM yang mencari keuntungan pribadi.
3. Terlalu lemahnya prosedur pinjaman bergulir
4. Masyarakat menganggap dana BLM itu hibah (dalam arti sempit) bukan dana stimulant.

Maka dengan formasi UPK yang baru pinjaman bergulir lebih diperketat. Antara lain peminjam harus masuk daftar PS -2 dan tidak ada lagi peminjam secara personal. Semua peminjam harus memenuhi prosedur yang ada di PNPM. Hasilnya dalam beberapa kali sosialisai tentang pinjaman bergulir diterima masyarakat dengan baik.

Pencairan KSM ekolir
Setelah UPK bangkit dari tidur panjangnya, tampak adanya perubahan pola pikir masyarakat desa Sinanggul mengenai dana BLM dan Kronologi Pinjaman Bergulir. Diharapkan dengan pendampingan fasilitator dapat menjunjung tinggi nilai – nilai luhur yang ada di masyarakat desa Sinanggul sehingga mengubah masyarakat dari yang belum berdaya menjadi berdaya. Kebangkitan UPK BKM Mandiri merupakan salah satu harapan warga Sinanggul untuk melapis perekonomian rumah tangga mereka yang kekurangan. karena manusia ditakdirkan sebagai mahkluk sosial.
(Okis Tirta, FE Tim 2 PNPM MP Jepara)

Senin, 15 Agustus 2011

KSM Mawar 1 Maju Bersama PNPM MP



KSM Mawar 1 adalah salah satu pemanfaat dari UPK-BKM Budi Luhur Mandiri , Desa Pecangaan Wetan, Kecamatan Pecangaan , Jepara , Jawa Tengah (Jateng). KSM ini dibentuk sejak tanggal 31 maret 2008, dengan anggota berjumlah sepuluh orang, yang terdiri dari sembilan perempuan dan satu laki-laki.
KSM yang dipimpin seorang wanita ini memperoleh pinjaman pertama pada tahun 2008 sebesar Rp300.000 per orang, dengan jangka waktu pengembalian Sepuluh bulan. Disusul pinjaman tahun ke dua sebesar Rp750.000 per orang. Dan pinjaman yang ke tiga sebesar Rp.1.000.000 per orang.
Untuk KSM Mawar 1 ini Memiliki anggota 10 Orang dan memiliki usaha yang berbeda – beda. Siti Kholifatun sebagai Ketua KSM memiliki Usaha Ikan Sapi tetapi dalam proses selanjutnya menambah usaha pembuatan tahu, untuk pemasarannya di pasarkan di pasar pecangaan,kedung,kalinyamatan dan welahan.bahkan di ada konsumen yang langsung datang ke tempat ibu siti kholifatun.Untuk harga tahu tergantung ukuran cetakan jika ukuran cetakannya 120 maka harganya Rp.140,-perbuah,jika ukurannya 49 maka harga per buahnya Rp.350,- per buah.
Selain ibu kholifatun ada ibu Ernawati memiliki usaha pembuatan tempe.usaha ini dalam proses pembuatannya masih menggunakan peralatan yang seadanya karena usahanya masih kecil – kecilan.Untuk harga masing – masing tempe berbeda-beda tergantung ukuran besar kecilnya produk. Misalnya tempe yang kecil diberi harga 800 , sedang 2000 , besar 4000.
Sedangkan anggota lainnya, Siti daimah usahanya jualan Mie ayam, Sunipah Usaha Bakul makanan,Masrikah Usaha Dagang kelontong,Makrifah Bakul tempe,Musayadah Jualan Jajan,Ali ghufron jualan tempe,hariyanti Bakul tempe,Ngatini jualan tempe.
Sejak kesepuluh warga ini bergabung dalam KSM Mawar 1, mereka hampir tidak pernah menemui masalah angsuran. Ini berkat aturan kelompok yang cukup baik dan ditaati oleh semua anggota kelompok.
Guna mempertahankan keeratan anggota kelompok, mereka membuat kesepakatan-kesepakatan, di antaranya yang berkaitan dengan setoran pinjaman anggota. Yaitu, dari anggota disetorkan kepada ketua KSM secara harian. Kemudian, ketua menyetorkan ke UPK secara bulanan.
Kesepakatan itu mereka buat dengan pertimbangan untuk mengurangi biaya transport ke UPK. Para anggota KSM Mawar 1 pun merasa diuntungkan, apalagi tempat tinggal mereka berdekatan satu sama lainnya.

”Kami pernah mempunyai pengalaman pahit, terikat pinjaman dengan tukang kredit.Untuk administrasinya sangat tinggi dan terlalu banyak Bunga yang harus kami bayar sangat tinggi .Dengan adanya pinjaman bergulir dari PNPM-P2KP, seluruh anggota KSM Mawar 1 menyatakan merasa sangat terbantu, karena aksesnya mudah dan tempatnya tidak jauh dari tempat tinggal, apalagi bunga (jasa) pinjaman relatif rendah, yaitu 1,5% per bulan.

Buka Warung Sembako Yuk...!!!


Berawal dari keinginan untuk membantu suami dan keluarga maka Ibu Tulis alias Ibu Suntari alias Ibu Titik mendirikan sebuah warung sederhana yang menyediakan berbagai macam kebutuhan dari kebutuhan rumah tangga sampai dengan snack ringan untuk anak-anak. Hal tersebut di atas bisa terwujud karena salah satunya adalah berkat adanya pinjaman dana bergulir dari PNPM – Mandiri Perkotaan. Ibu Titik meminjam dana bergulir atas nama KSM dari UPK BKM Guyub Makmur Desa Kuwasen Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara sejak 4 bulan yang lalu.

Warung sembako Bu Titik didirikan sejak Maret 2011 dengan menghabiskan dana kurang lebih sembilan belas juta rupiah diantaranya untuk mendirikan bangunan dan membeli peralatan serta belanja barang yang akan dijual. Meskipun pinjaman yang diberikan oleh UPK nilainya tidak begitu besar yaitu lima ratus ribu rupiah, tetapi pinjaman tersebut cukup bermanfaat untuk menambah modal yang sudah ada. Apalagi pada saat pinjaman tersebut diberikan, warung tersebut baru saja didirikan sehingga uang untuk belanja barang masih sangat minim. Dan setelah modal tersebut diputarkan maka hasil yang didapat juga cukup membantu ekonomi keluarga. Memang salah satu keberhasilan KSM dalam mengelola dana bergulir sangat tegantung pada seberapa jauh keluarga tersebut mampu untuk mengelola dana secara efektif dalam usaha produktif yang dijalankan. Oleh karena itu, dengan didukung oleh kondisi keluarga yang baik juga pengelolaan usaha yang efektif , akan sangat menentukan pengembalian pinjaman dana bergulir dan beban jasa yang ditentukan.

Karena lokasi warung sembako berada tepat didepan rumah tinggal pemilik warung maka aktivitas di warung sembako tersebut sudah dimulai sejak jam enam pagi dan tutup warung rata-rata jam sembilan malam serta tidak mengenal hari Minggu atau hari libur. Bahkan pada hari libur pembeli sangat ramai. Rata-rata omzet perhari pada hari biasa sekitar Rp. 300.000,- sedangkan dihari libur kadang-kadang bisa mancapai 2X lipat atau sekitar Rp. 600.000,-.

Di warung Ibu Titik ini juga menjual bensin eceran. Untuk belanja barang biasanya dilakukan satu minggu sekali sampai ke Kota Kudus, untuk bensin dilakukan sehari sekali hingga jumlah Rp. 140.000,-. Dengan adanya usaha tersebut maka Ibu Titik yang mempunyai tanggungan satu putri dan satu putra serta suami merasakan cukup terbantu dengan danya kegiatan ekonomi bergulir dalam PNPM –MP dan harapannya masyarakat yang lain terutama warga miskin di Desa Kuwasen juga dapat merasakan hasil dari adanya program PNPM – MP terutama di bidang ekonomi bergulir serta dapat mengembangkan usahanya dengan baik sehingga pinjaman yang telah diperoleh dapat diangsur secara tepat waktu.
(Siti Noor Fauziati, FE Tim 03 PNPM MP Jepara)

Selasa, 02 Agustus 2011

Membangun seni Pemuda melalui Pelatihan Sablon



Pemuda adalah tulang punggung negara,tanpa pemuda negara tidak akan maju, pemuda yang maju adalah pemuda yang memiliki jiwa nasionalisme, salah satu agar pemuda siap untuk membangun negara adalah melalui seni. Seni merupakan simbul suatu jiwa pemuda yang kreatif, dimana seni adalah suatu ungkapan perasaan jiwa pemuda untuk menyatakan suatu kesabaran, itikad dan perasaan.

Desa Sinanggul Terletak di Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara. Sinanggul merupakan desa potensi sebagai pembinaan suatu pemuda. Mengapa demikian, karena di desa tersebut banyak suatu pemuda yang belum memiliki suatu ketrampilan, yang akhirnya dapat sebagai penopang kehidupan ekonomi sehari-hari. Oleh karena itu muncul suatu ide gagasan dari beberapa pemuda untuk melakukan pembinaan pemuda melalui seni sablon.

Kelahiran KSM AFRO merupakan suatu bukti baru, bahwa pemuda masih memiliki suatu kepedulian kepada pemuda lain-nya, KSM AFRO dibawah BKM Mandiri yang berada di Desa Sinanggul adalah itukad suatu warga untuk mengawali membangun suatu kemandirian. Akhirnya ide tersebut di sambut baik oleh warga masyarakat, khususnya pemuda. Gagasan cemerlang itu akhirnya membawa hasil, yaitu pelatihan sablon, yang diikuti oleh beberapa pemuda di desa tersebut.

Kegiatan tersebut yang muncul dari ide cemerlang KSM Afro, membawa ide tersebut kepada BKM Mandiri akhirnya membuahkan hasil, sehingga terlaksanalah kegiatan pelatihan sablon. Dimana sablon merupakan salah satu seni yang dapat membangun jiwa manusia. Kegiatan sablon tersebut akhirnya dapat dilaksanakan pada bulan maret 2011 yang lokasi pelaksanaanya di balai desa sinanggul, yang diikuti oleh beberapa pemuda di desa tersebut.

Maksud dan tujuan kegiatan tersebut jelasnya adalah intinya membangun jiwa pemuda dalam penaggulangan kemiskinan, sehingga pemuda akhirnya memiliki suatu ketrampilan yang nantinya sebagai mata pencaharian mereka. Diharapkan juga kedepan pemuda-pemuda tersebut dapat berwira swasta, dan akhirnya d a p a t m e m b uka lapangan pekerjaan baru bagi diri mereka sendiri ataupun bagi pemuda-pemuda lain. (Ari Jaka, FCD Tim 2 PNPM MP Jepara)

Selasa, 26 Juli 2011

Pengaspalan Jalan Kuwasen


Pada awalnya, jalan ini hanyalah jalan tanah biasa, dengan kondisi tanjaan cukup tajam yang kalo hujan becek dan sering banjir sehingga sangat membuat warga bosan dan resah. Jalan itu hanya bisa dilalui wargaga sekitar saja.Padahal jalan itu bisa digunakan sebagai jalan lintas yang cepat. Kondisi seperti ini mendorong keinginan warga untuk membangun jalan yang bisa dilalui pejalan kaki, sepeda motor maupun mobil — yang tidak becek dan banjir yang.


Warga Kuwasen RT 03 RW 01kemudian menabung cukup lama dan Menebang pohon jati disekitarnya untuk dijul sebagai uang sebagai bentuk swadana, melalui mekanisme paguyuban warga. Suatu saat dana yang terkumpul jumlahnya cukup memadai, namun kegiatan pembangunan jalan tidak kunjung dimulai lantaran kesibukan warga. Pada kondisi ini sesungguhnya yang terjadi adalah “tidak adanya mekanisme inisiasi”, suatu mekanisme yang merubah niat menjadi tindakan.

Itu semua berubah dengan hadirnya program PNPM-MP di desa Kuwasen — juga di Jepara. PNPM-MP sungguh menjadi pemicu bagi kebangkitan serempak di kedua sisi Rt 03 Dan 04 yang menjadi batas kedua Rt itu. Mengapa ini bisa terjadi? Karena kaidah keproyekan yang memiliki batas waktu, target capaian, persyaratan teknis, telah menjadi cambuk bagi bergulirnya proses pekerjaan secara terstruktur dengan melibatkan sumberdaya dan sumberdana yang sudah ada.

Hal itu pula yang bisa menjelaskan bagaimana kontribusi bantuan langsung masyarakat (BLM) PNPM-MP yang sebesar Rp 9 juta dapat menghimpun swadaya hampir 45%

Bulan Juli 2011 pembangunan jalan mulai dilaksanakan dengan diawali rembug warga setempat untuk menyepakati teknis pelaksanaan maupun kebutuhan lainnya. Karena lokasi berada di Pojok desa yang berbeda maka disepakati dibentuk panitia pelaksana terdiri dari Warga RT 03, tokoh masyarakat, dan khalayak warga. Para ibu, kaum perempuan, termasuk gadis-gadis remaja dan juga anak2 kecil, yang piawai dalam urusan masak-memasak, terlibat sejak awal kegiatan — bahkan sebelum pekerjaan utama dimulai. Mereka mengurusi terutama konsumsi dan administrasi keuangan.

Pada pelaksanaannya disepakati bahwa setiap sisi Jalan, masing-masing, diharuskan juga untuk menyediakan atau membangun ruas jalan menuju lokasi. Demikian juga Pembersihan di kedua sisi dibangun oleh masyarakat dari masing-masing sisi. Setelah Dibersihkan siap, pembangunan badan jalan dilakukan secara bersamaan.
(Hasyim Asyari, Fastek Tim 9 PNPM MP Jepara)

Rabu, 20 Juli 2011

MESKI TERLAMBAT.....


Perjalanan kegiatan siklus PLP-BK yang begitu panjang sempat membuat semangat relawan Desa Suwawal Timur mulai kendor. Bukan hanya relawan saja, tetapi beberapa anggota BKM, TIPP dan Pemdes sendiripun mengalami kejenuhan. Penyusunan dokumen perencanaan yang memakan waktu cukup lama karena rencana hanya membutuhkan waktu 6 bulan, tetapi kenyataanya memakan waktu satu tahun lebih. Terlalu lamanya perencanaan inilah yang menyebabkan kejenuhan di masyarakat, dikarenakan produk yang dihasilkan belum bisa dirasakan langsung oleh mereka. Masyarakat baru bisa merasakan keterlibatanya dalam musyawarah, rembug-rembug, tetapi belum sampai pada implementasi fisik.

Keterlambatan dari perencanaan ini bukan adanya permasalahan di Tenaga Ahli Perencanaan Partisipatif (TAPP), tetapi justru terletak pada masyarakat itu sendiri yang kurang greget ketika diajak untuk berdiskusi merencanakan kampung impiannya, merencanakan kawasan prioritasnya. Kenapa bisa terjadi....? jawabanya karena semua bersifat keRELAWANan. Imbas dari itu semua adalah minimnya pertemuan didalam kegiatan PLPBK khususnya dalam perencanaan partisipatif ini.

Tidak berhenti di situ saja, proses pembentukan Tim Pemasaran (TP) dan Tim Pelaksana Program (TPP) juga lama sekali pembentukanya. Entah karena kesibukan dari para pemangku pemerintahan atau karena memang ada beberapa kepentingan yang membuat rencana pembentukan TP dan TPP yang sudah tersusun melalui rembug mulai dari Tim Faskel, BKM dan Pemdes selalu mengalami penundaan.

Titik terang itu AKHIRNYA datang juga,,,,
Hari senin tanggal 18 Juli 2011 pembentukan TP dan TPP terealisasi juga. Melalui undangan dari Pemdes, semua stakeholder yang ada di Desa Suwawal Timur sedianya dihadirkan. Hal ini dikandung maksud agar diperoleh orang-orang yang sangat berkompeten bisa masuk dalam keanggotaan TP maupun TPP. Namun dari 50 lebih undangan yang tersebar, yang bisa hadir hanya 30 orang sesuai daftar hadir yang sudah disiapkan oleh Tim Faskel. Rapat yang diadakan di Balaidesa Suwawal Timur ini, mulai berlangsung dari jam 19.30 sampai dengan jam 23.00 wib. Rapat dipimpin oleh Bapak Fatroni, SAg. Selaku Petinggi Desa Suwawal Timur dan di dampingi BKM, TIPP serta Tim Faskel.

Meski sempat saling tidak mau ditunjuk menjadi anggota TP maupun TPP.....
Kenapa bisa begitu....? jawabanya masih sama, karena semua bersifat keRELAWANan
Melalui pemahaman-pemahaman tentang tupoksi dari TP dan TPP yang diberikan oleh Tim Faskel, akhirnya peserta yang hadir bisa memahami dan mengerti yang akhirnya bersedia menjadi anggota TP dan TPP.

Titik poin dari pertemuan tersebut adalah adanya kesadaran dari masyarakat untuk bisa memahami proses dari PLPBK selama ini, beban berat dari TP dan TPP ke depan mudah-mudahan bisa menjadi ringan karena adanya semangat kebersamaan dari semua lini masyarakat. Bukan hanya anggota TP dan TPP saja yang bertanggungjawab merealisasikan kawasan pertanian terpadu Desa Suwawal Timur, melainkan dukungan dari semua lapisan masyarakat baik secara materiil maupun non materiil inilah yang dapat mengangkat dan mewujudkan cita-cita bersama “mewujudkan desa suwawal timur menuju desa madani dengan pertanian terpadu berbasis teknologi yang berwawasan lingkungan dalam nuansa religius dan berbudaya”. (M Chamidun)

Senin, 27 Juni 2011

Pengaspalan Jalan Desa Mantingan

PENGASPALAN JALAN RT 18, RW 06 DESA MANTINGAN
(Good Aksesibility For Livelyhood)



Latar belakang dari prioritas perbaikan overlay perkerasan jalan di lokasi RT 18, RW 06 Desa Mantingan adalah upaya peningkatan mutu transportasi dari aspek good aksesibility for livelyhood merupakan prasarana yang mendukung aktivitgas kehidupan dan penghidupan masyarakat sekitar khususnya dan masyarakat mantingan secara umum

aktivitas kegiatan ekonomi masyarakat mantingan umumnya adalah bergerak dibidang perdagangan dan jasa meubelair dan seni ukir. Manfaat prasarana tersebut bagi penerima manfaat dan pengguna jalan antara lain:
1. Optimalisasi waktu tempuh untuk kegiatan ekonomi masyarakat;
2. Kenyamanan berkendara bagi penerima manfaat (masyarakat);
3. Efisiensi biaya perawatan kendaraan;
4. Good aksesibility sehingga mengeliminir terjadinya kawasan atau zona kantong yang terisolir dll.

Tidak terlalu berlebihan jika hal ini mendapat perhatian lebih dari masyarakat mantingan mengingat potensi positif yang akan dicapai jika kegiatan ini terwujud, terbukti dari respon masyarakat yang menggembirakan dengan terkumpulnya dana swadaya masyarakat yang jika dinominalkan mencapai ± Rp. 38.000.000,- jika dibandingkan dengan dana stimulan BLM PNPM-Mandiri Perkotaan yang hanya Rp. 12.000.000,- prosentrase apresiasi swadaya dari masyarakat terhadap dana stimulan BLM PNPM-Mandiri Perkotaan mencapai 316%. Sedangkan dari aspek volume yang terbangun adalah 710 m dengan lebar perkerasan 2.5 m dari volume rencana 185 m dengan lebar perkerasan 2.5 m terjadi apresiasi prosentase volume mencapai 383%.

Jenis kontruksi perkerasan lapis aus yang dipilih adalah aspal hotmix dengan mekanisme penggorengan yang dilakukan dengan aduk manual dengan demikian dari BKM Gapura Sejahtera dengan KSM Tiploso Jaya telah melakukan dua lahkah strategis yaitu
1. Evisiensi biaya kontruksi;
2. Membangun kapasitas diri masyarakat dalam hal teknis pengerjaan kegiatan lingkungan (pengaspalan yang benar sesuai kaidah-kaidah teknis pelaksanaan pekerjaan)
Ini adalah potret masyarakat yang sadar dengan pentingnya impian dan cita-cita, karena cita-cita adalah motivasi untuk terus berbuat dan berinovasi untuk mencapai tujuan, embrio ini sudah terlihat di Desa Mantingan yang dimotori oleh BKM Gapura Sejahtera. Sekiranya tujuan itu belum/tidak tercapai setidaknya mereka telah berbuat, namun sekiranya mereka tidak melakukan apa-apa adalah hal sia-sia untuk bermimpi… (Rizaldi Safar, ST)

Jumat, 15 April 2011

PNPM MP 2011 Fokus pada 3 Isu Penting

Jakarta, 7 April 2011. Pada tahun 2011 ini, semua pihak terkait PNPM Mandiri Perkotaan harus fokus pada tiga isu penting, yaitu peningkatan pelayanan program terhadap warga miskin sesuai PS-2, KSM belum menjadi wadah peningkatan penghidupan bagi warga miskin, dan pentingnya mengelola siklus kota.

Hal itu ditegaskan Kepala Satker P2KP Pusat Boby Ali Azhari saat menutup kegiatan Workshop National Management Consultant (NMC) atau KMP PNPM Mandiri Perkotaan, di Hotel Makara, UI, Depok, pada Rabu 6 April 2011.

Tiga isu penting yang ditegaskan oleh Boby itu merupakan hasil rumusan para Team Leader (TL), Tenaga Ahli (TA) Unit Satuan Kerja (USK) tiga KMP—Advanced, PNPM Mandiri Perkotaan Wilayah 1 dan Wilayah 2, yang mengikuti workshop selama 4 – 6 April 2011. Meski demikian, masih ada isu lain yang teridentifikasi di workshop, tapi sesuai kesepakatan peserta, tiga isu di atas dinilai paling prioritas sebagai fokus kerja PNPM Mandiri Perkotaan tahun 2011.

Boby mengutip isu strategis PNPM Mandiri Perkotaan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009, fokus isunya adalah SIM dan budaya organisasi. Pada 2010, fokusnya adalah kredit macet, PLPBK, integrasi program, komunikasi antara P2KP Advanced dan PNPM, SIM Advanced dan material printing. “Sedangkan isu 2011 adalah peningkatan pelayanan program terhadap warga miskin sesuai PS-2, KSM belum menjadi wadah peningkatan penghidupan bagi warga miskin, dan pentingnya mengelola siklus kota,” tandasnya.

Sebelum penutupan, TL PNPM Mandiri Perkotaan Wilayah 2 Hari Prasetyo menyampaikan laporan proses workshop. Menurut dia, sebelum kegiatan workshop ini dilakukan, pihak KMP sudah melakukan konsolidasi dan koordinasi antarUSK serta lintas USK tiga KMP.

TL KMP Wilayah II Hari Prasetyo (kanan) memaparkan tentang proses workshop [Dok. Tim CB PNPM Mandiri Perkotaan]

Tujuan workshop adalah mendapatkan informasi mengenai orientasi program dan isu-isu umum program dari Advisory. “Dari pertemuan ini, diharapkan USK membuat strategi penyelesaian isu-isu berdasarkan input dari advisory, dan isu-isu yang selama ini terjadi, baik isu internal di KMP maupun antarKMP,” kata Hari Prasetyo.

Ia juga menjelaskan proses-proses workshop yang merefleksikan tentang perjalanan pendampingan, sekaligus merekomendasikan isu-isu strategis yang nantinya akan dibahas dalam kelompok.

Dalam hal ini, Kepala PMU P2KP Didiet Achdiat, yang hadir dan membuka acara workshop pada Senin (4/4) lalu, juga menekankan beberapa isu-isu yang harus terjawab pada kegiatan tersebut. Untuk itu, TL KMP Wilayah II Hari Prasetyo mengemukakan hasil ringkas workshop di hadapan Kepala Satker Pusat. (KMP PNPM Mandiri Perkotaan)

Oleh: Iroh Rohayati Fatah - TA Komunikasi Massa KMP Wilayah II PNPM Mandiri Perkotaan

Sumber : www.p2kp.org

Sabtu, 02 April 2011

KSM berkembang dengan kekompakan anggotanya

KSM berkembang
dengan kekompakan anggotanya



KSM Sedap Malam yang beranggotakan 5 orang telah menjadi KSM yang dipandang menggembirakan karena kemampuannya untuk bekerjasama antar anggotanya, tidak hanya dalam pengumpulan angsurannya pada UPK tetapi juga dalam berbagai hal yang berhubungan dengan kerja mereka. Apabila satu orang mendapatkan order pesanan maka dikerjakan secara bersama-sama, begitu pula jika pesanan lagi sepi merekapun secara bersama-sama mencari order, sehingga dalam proses kerja mereka saling dukung dan bekerjasama.

Pada awal berdirinya bulan Mei 2009, KSM ini beranggotakan 5 orang, masing-masing Jumiati yang mempunyai warung dirumah yang menjual makanan ringan,Liswati yang mempuyai usaha dagang lauk pauk di pasar setempat,Kurniasih yang mempunyai warung dengan usaha kelontong ,Ngarni yang mempunyai usaha dagang ikan di pasar setempat,Den Astutik mempunyai usaha dagang jual pakaian ke rumah –rumah.

Pada bulan Mei 2009, KSM ini mendapatkan dana pinjaman bergulir, seperti yang telah disepakati oleh BKM dan anggotanya dengan pinjaman awal sebesar Rp 500.000,-. KSM Sedap Malam terhitung baik dalam pengembalian angsurannya, sehingga mereka berharap dan juga UPK, ketika angsurannya telah lunas KSM ini dapat mengajukan pinjaman lagi sehingga dapat digunakan untuk penambahan modal usaha mereka.
Dengan adanya bimbingan dari UPK dan adanya kerjasama antar anggotanya dapat membuat anggota KSM Sedap Malam dapat eksis dengan usaha yang sudah dijalani dan bisa memgembangkan usaha mereka (Ratih Mia Frebuanna,SE)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More