Minggu, 25 September 2011

Gurihnya Kacang Oven Jepara ala Pak Subhan

Kacang oven Jepara merupakan salah satu makanan khas ringan di kabupaten yang terkenal dengan sebutan “kota ukir” atau meubel, dan biasanya dijadikan sebagai camilan atau buah tangan/oleh-oleh untuk saudara yang berada di luar kota Jepara. Banyak sekali wirausaha yang tertarik untuk menggeluti usaha pembuatan kacang tersebut termasuk salah satu diantaranya adalah Bapak Subkhan yang tinggal di RT 1 RW IV Kelurahan Saripan Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara. Lelaki yang tinggal bersama adik perempuannya ini merupakan generasi kedua yang melanjutkan usaha orang tuanya ( Ibu Rosidah ) yang sudah dikelola sejak hampir 40 tahun dan baru dilanjutkan oleh Bpk Subkhan sekitar 5 atau 6 tahun yang lalu setelah ibunya meninggal dunia.

Sebelumnya usahanya mengalami kelesuan karena imbas dari kebijakan pemerintah yang kurang mendukung usaha home industry. Meskipun demikian P Subkhan bertekad untuk tetap mempertahankan usaha orangtuanya apalagi kemudian setelah mendapatkan pinjaman dari PNPM_MP untuk kegiatan ekonomi bergulir. Dengan masuk menjadi anggota KSM Jenggala 5 yang beralamat di RT 2 RW IV dan diketuai oleh Sdra Ony sejak tgl 23 Feb 3011 dengan total pinjaman Rp. 5.800.000, dan karena P Subkhan sendiri merupakan peminjam baru maka P Subkhan mendapatkan pinjaman sebesar Rp. 500.000. Meskipun besarnya tidak seberapa tetapi cukup membantu untuk membeli tambahan bahan baku. Bahan baku diperoleh dari penyetor di Kecamatan Tahunan dan Batealit. Jenis bahan baku kacang oven ada 2 yaitu pake mesin dan kupasan tangan. Yang digunakan oleh Bpk Subkhan adalah yang kupasan tangan karena menurutnya untuk yang mesin tingkat kerusakannya lebih besar yaitu biasanya berupa kacang kepencet sehingga kacangnya tidak bisa utuh. Rata-rata produksi perbulan dalam keadan sepi pembeli sekitar 50 kg dan dalam keadan rame pembeli seperti pada waktu lebaran kemarin produksi bisa mencapai 300 kg. Dari 50 kg, pendapatan kotor yang diperoleh sekitar Rp 1,5 – Rp 1,8 juta sedangkan pendapatan bersihnya hanya sekitar 10%nya. Tidak banyak memang karena penjualannya bersifat menunggu konsumen di rumah. Hal ini disebabkan harga yang dipatok belum mampu untuk bersaing dengan produksi dari pihak lain.

Karena dengan uang Rp 500.000,- pada saat sekarang ini sangat kurang untuk bisa mengembangkan usaha maka harapan dari P Subkhan dan mewakili KSM yang lain adalah diberikannya pinjaman kepada peminjam pertama minimal Rp 1.000.000,- . Sebuah harapan yang wajar karena untuk saat sekarang uang Rp 500.000,- memang cukup sulit untuk bisa mengembangkan usaha karena semuanya sudah serba mahal…….Begitu harapan yang disampaikan Bpk Subkhan kepada penulis.
(Siti Noor F- FE Tim 3 PNPM MP Jepara)

2 komentar:

Salam Mandiri.. Perlahan tapi pasti, semoga usaha kacang bapak Subkhan semakin gurih omsetnya :)

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More