Warga Robayan, khususnya Rt 06/Rw 01 kemudian menabung cukup lama, sebagai bentuk swadaya, melalui mekanisme paguyuban warga. Ketika dana yang terkumpul jumlahnya cukup memadai, kegiatan pembangunan jalan tidak kunjung dimulai karena kesibukan warga. Pada kondisi ini sesungguhnya yang terjadi adalah “tidak adanya mekanisme inisiasi”, suatu mekanisme yang merubah niat menjadi tindakan. Di samping itu ada sedikit masalah tentang lahan warga yang menolak apabila sebagian tanahnya terkena ptoyek paving ini.
Itu semua berubah dengan hadirnya program PNPM-Mandiri

Hal itu pula yang bisa menjelaskan bagaimana kontribusi bantuan langsung masyarakat (BLM) PNPM-MP yang sebesar Rp 20 Juta dapat menghimpun swadaya hampir 40%.
Bulan Maret 2011 pembangunan jalan mulai dilaksanakan dengan diawali rembug warga setempat untuk menyepakati teknis pelaksanaan maupun kebutuhan lainnya. Karena lokasi berada di tengah-tengah desa yang berbeda maka disepakati dibentuk panitia pelaksana terdiri dari para ketua RW, ketua RT, tokoh masyarakat, dan khalayak warga. Para ibu, kaum perempuan, termasuk gadis-gadis remaja dan juga anak2 kecil, yang piawai dalam urusan masak-memasak, terlibat sejak awal kegiatan — bahkan sebelum pekerjaan utama dimulai. Mereka mengurusi terutama konsumsi dan administrasi keuangan.
Karena pada siang hari sebagian warga sibuk bekerja mencari nafkah, maka mereka memulai pekerjaan paving ini pada sore hari dan dilanjutkan malam hari bahkan sampai tengah malam, mereka tetap semangat mengerjakannya.
Pekerjaan paving ini selesai dibangun selama kurang lebih 1 minggu, sampai ke tingkat sempurna seperti sekarang ini. Jalan tersebut rencananya akan diresmikan pada pertengahan bulan Maret 2011 ini
Dalam pelaksanaannya kegiatan Pembangunan jalan ini menghabiskan dana kurang lebih Rp 25.375.000. Dari jumlah itu sebesar Rp 20 juta merupakan BLM 3 tahap 3 PNPM-MP Tahun 2009. Dengan demikian swadaya masyarakat tercurah sebanyak Rp 5.375.000. Untuk diketahui, itu semua murni dari warga.
Bicara mengenai pemanfaat, jalan ini digunakan bukan hanya oleh warga setempat tapi juga warga wilayah RT/RW lain yang berdekatan. Sebab, jalur ini memang membuka akses yang semula terkendala karena Becek dan sering banjir, untuk menuju ke pusat desa atau menuju kantong-kantong kegiatan ekonomi (lahan pertanian), pendidikan (sekolah, tempat kursus), sosial (masjid/musholah), dan jalur keluar yang terdekat.
(Tatang & Wawan-Tim 10 PNPM MP Jepara)
0 komentar:
Posting Komentar