Senin, 03 Oktober 2011

Pembangunan Jalan Paving Desa Robayan

Pada awalnya, jalan yang terletak di RT 06/RW 01 ini hanyalah jalan tanah biasa, dengan kondisi yang kalau hujan becek dan sering banjir sehingga mengganggu aktivitas masyarakat. Kondisi seperti ini mendorong keinginan warga untuk membangun jalan yang bisa dilalui pejalan kaki, sepeda motor maupun mobil.

Warga Robayan, khususnya Rt 06/Rw 01 kemudian menabung cukup lama, sebagai bentuk swadaya, melalui mekanisme paguyuban warga. Ketika dana yang terkumpul jumlahnya cukup memadai, kegiatan pembangunan jalan tidak kunjung dimulai karena kesibukan warga. Pada kondisi ini sesungguhnya yang terjadi adalah “tidak adanya mekanisme inisiasi”, suatu mekanisme yang merubah niat menjadi tindakan. Di samping itu ada sedikit masalah tentang lahan warga yang menolak apabila sebagian tanahnya terkena ptoyek paving ini.

Itu semua berubah dengan hadirnya program PNPM-Mandiri Perkotaan di desa Robayan. PNPM-MP sungguh menjadi pemicu bagi kebangkitan serempak di kedua sisi Sungai Karanggungan yang menjadi batas kedua desa itu. Mengapa ini bisa terjadi? Karena kaidah keproyekan yang memiliki batas waktu, target capaian, persyaratan teknis, telah menjadi cambuk bagi bergulirnya proses pekerjaan secara terstruktur dengan melibatkan sumberdaya dan sumberdana yang sudah ada. Dan berkat adanya swadaya dana dari warga, maka tanah yang bermasalah tersebut akhirnya dibeli dan digunakan untuk kegiatan jalan paving juga.
Hal itu pula yang bisa menjelaskan bagaimana kontribusi bantuan langsung masyarakat (BLM) PNPM-MP yang sebesar Rp 20 Juta dapat menghimpun swadaya hampir 40%.

Bulan Maret 2011 pembangunan jalan mulai dilaksanakan dengan diawali rembug warga setempat untuk menyepakati teknis pelaksanaan maupun kebutuhan lainnya. Karena lokasi berada di tengah-tengah desa yang berbeda maka disepakati dibentuk panitia pelaksana terdiri dari para ketua RW, ketua RT, tokoh masyarakat, dan khalayak warga. Para ibu, kaum perempuan, termasuk gadis-gadis remaja dan juga anak2 kecil, yang piawai dalam urusan masak-memasak, terlibat sejak awal kegiatan — bahkan sebelum pekerjaan utama dimulai. Mereka mengurusi terutama konsumsi dan administrasi keuangan.
Karena pada siang hari sebagian warga sibuk bekerja mencari nafkah, maka mereka memulai pekerjaan paving ini pada sore hari dan dilanjutkan malam hari bahkan sampai tengah malam, mereka tetap semangat mengerjakannya.
Pekerjaan paving ini selesai dibangun selama kurang lebih 1 minggu, sampai ke tingkat sempurna seperti sekarang ini. Jalan tersebut rencananya akan diresmikan pada pertengahan bulan Maret 2011 ini

Dalam pelaksanaannya kegiatan Pembangunan jalan ini menghabiskan dana kurang lebih Rp 25.375.000. Dari jumlah itu sebesar Rp 20 juta merupakan BLM 3 tahap 3 PNPM-MP Tahun 2009. Dengan demikian swadaya masyarakat tercurah sebanyak Rp 5.375.000. Untuk diketahui, itu semua murni dari warga.

Untuk menjaga keberlanjutan dan memperpanjang umur (lifetime) jalan, maka disepakati pengelolaan perawatan dibebankan kepada organisasi RT/RW setempat.Misalnya lewat kerjabakti insidentil. Dan jika memerlukan dana, itu diambilkan sebagian dari iuran pembangunan bulanan yang memang sudah menjadi tradisi penggalangan swadaya selama ini. Ada pula pemikiran penerapan biaya portal, khususnya bagi kendaraan roda empat yang membawa beban kapasitas penuh.

Bicara mengenai pemanfaat, jalan ini digunakan bukan hanya oleh warga setempat tapi juga warga wilayah RT/RW lain yang berdekatan. Sebab, jalur ini memang membuka akses yang semula terkendala karena Becek dan sering banjir, untuk menuju ke pusat desa atau menuju kantong-kantong kegiatan ekonomi (lahan pertanian), pendidikan (sekolah, tempat kursus), sosial (masjid/musholah), dan jalur keluar yang terdekat.
(Tatang & Wawan-Tim 10 PNPM MP Jepara)

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More