Senin, 03 Oktober 2011

Peran Serta Perempuan dalam Kegiatan Infrastruktur

Pada awalnya sebelum kegiatan pembangunan jalan ini dimulai dibentuklah KSM dengan nama KSM Sido Lancar dengan maksud dan tujuan supaya nanti waktu pelaksanaan bisa berjalan lancar. Ikut didalamnya para ibu-ibu dengan harapan supaya jalan yang ada disekitarnya bisa bagus terutama ibu suriah yang memelopori ibu-ibu di RT setempat tak ketinggalan juga ibu suni dan kasbun meskipun di KSM beliau berada di seksi konsumsi namun antusianya demi terwujudnya jalan yang ada disekitarnya menjadi lebih baik beliau siap terjun untuk gotong-royong bila nanti pelaksanaan

Warga Batukali (RT 2 RW IV) juga mempunyai Kas RT yang dikumpulkan setiap pertemuan rutin RT untuk mendukung kegiatan yang ada di RT tersebut. Dari kas RT inilah swadaya bisa terkumpul. Selain itu setelah nanti pelaksanaan berlangsung warga juga siap untuk iuran lagi sebagai bentuk swadaya kegiatan ini apalagi panen pada kesempatan kali ini terbilang cukup baik menambah semangat bagi warga RT 2 RW IV yang sebagian besar mereka penghasilannya dari bertani

pembangunan jalan mulai dilaksanakan dengan diawali rembug warga setempat untuk menyepakati teknis pelaksanaan maupun kebutuhan lainnya. Karena lokasi berada di tengah-tengah antardesa yang berbeda maka disepakati dibentuk dua RT maka panitia pelaksana terdiri dari para ketua RW, ketua RT, tokoh masyarakat, dan khalayak warga. Para ibu, kaum perempuan, termasuk gadis-gadis remaja, yang piawai dalam urusan masak-memasak, terlibat sejak awal kegiatan — bahkan sebelum pekerjaan utama dimulai. Mereka mengurusi terutama konsumsi dan administrasi keuangan.

Karena pada siang hari sebagian warga sibuk bekerja mencari nafkah, maka mereka memulai pekerjaan ini pada sore hari dan dilanjutkan hari minggu untuk diadakan gotong-royong terlihat disini antusiasme dari kaum perempuan dalam kegiatan tersebut. Ini membuktikan bahwa perempuan tidak hanya di dapur saja tapi mereka juga siap dalam bekerja seperti layaknya laki-laki bahkan dengan adanya ibu-ibu perempuan yang ikut memegang cangkul dan ember semakin menambah semangat para pemuda dalam kegiatan gotongroyong tersebut.

Pekerjaan pengaspalan ini selesai dibangun selama kurang lebih 1 hari, sampai Jalan tersebut juga sebagai pendukung sebagai kawasan prioritas di PLPBK karena didesa ini juga mendapat program PLPBK. Dalam pelaksanaannya kegiatan Pembangunan jalan ini menghabiskan dana kurang lebih Rp 11,750,000.00 juta. Dari jumlah itu sebesar Rp 4,600,000.00 merupakan BLM PNPM-MP Tahun 2009 Termin III

Hasil konkret yang dicapai dari kegiatan ini adalah terbangunnya Jalan rabat beton yang semakin kuat, berukuran panjang 170 m dan lebar 2,5 m. Jalan Rabat Beton ini bisa dilewati mobil berukuran kecil sampai sedang dengan tanpa kesulitan.

Selain fisik bangunan juga kegiatan ini menghasilkan rasa kebersamaan dan gotong royong masyarakat yang sangat baik baik laki-laki maupun perempuannya hal ini dibuktikan dengan suksesnya kegiatan ini. Kegiatan ini mustahil berhasil bila rasa tersebut tidak muncul di masyarakat. Karena persinggungan yang guyub-rukun itulah proses pembangunan berjalan.

Untuk menjaga keberlanjutan dan memperpanjang umur (lifetime) jalan, maka disepakati pengelolaan perawatan dibebankan kepada organisasi RT/RW setempat.Misalnya lewat kerjabakti insidentil. Dan jika memerlukan dana, itu diambilkan sebagian dari iuran pembangunan bulanan yang memang sudah menjadi tradisi penggalangan swadaya selama ini. Ada pula pemikiran penerapan biaya portal, khususnya bagi kendaraan roda empat yang membawa beban kapasitas penuh

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More