Pelatihan Motivasional untuk BKM, Relawan, Up-UP dan Perangkat Desa/Kelurahan

Sambutan Pelatihan Motivasional oleh Bupati Jepara

Pelaksanaan Kegiatan Fisik

Salah satu kegiatan fisik PNPM MP Kabupaten Jepara yaitu Pembangunan Jalan Rabat Beton

Monitoring dan Evaluasi dari Pemda Kab Jepara

Kunjungan ke lapangan untuk melihat hasil kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan di Kabupaten Jepara

Kegiatan Sosial

Pelatihan Tata Boga yang difasilitasi oleh PNPM MP Kabupaten Jepara

Kunjungan Bupati Jepara

Kunjungan Bupati Jepara ke salah satu desa pelaksana kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan

Senin, 20 Januari 2014

Banjir Merendam 325 Hektare Sawah dan 660 Rumah di Jepara

VIVAnews - Hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi di Jepara, Jawa Tengah, sejak tiga hari terakhir, menyebabkan ratusan rumah warga di Desa Batukali terendam banjir. Luapan air Sungai Tanjung yang melintasi desa setempat juga menggenangi ratusan hektare areal pertanian milik warga.

Sedikitnya 660 rumah warga Batukali tergenang banjir sejak Minggu malam, 19 Januari 2014. Ketinggian air di pemukiman penduduk mencapai 1 meter.

Selain itu, banjir juga menggenangi 325 hektare areal persawahan milik warga. Warga mulai khawatir bila banjir tidak kunjung surut, tanaman padi yang baru satu bulan akan membusuk dan mati.

"Akibat bajir aktivitas warga terganggu. Untuk sementara ini, warga lebih memilih tinggal di rumah dan berhenti bekerja," kata Kepala Desa Batukali, Arifin, Senin 20 Januari 2014.

Menurut warga bernama Suharno, bersama dengan relawan, mereka berusaha untuk mengurangi genangan dengan membersihkan sampah yang mengganggu aliran air. Banjir tinggi juga melanda kawasan Pecinan atau di kompleks pertokoan yang dulunya terminal. Ketinggian air melebihi 50 centimeter.

Sejumlah jalan, seperti Jalan Kartini juga mengalami genangan sejak pagi hari. Banjur juga melanda Jalan Pemuda, Jalan Dr Sutomo, Jalan Kolonel Soegiono dan menyebabkan kemacetan. Banjir juga merendam sejumlah sekolah di Kabupaten Jepara.

Laporan: Galih Manunggal/ tvOne Jepara
Sumber: VIVAnews

Jumat, 17 Januari 2014

Pahlawan kemiskinan ada Di sini

Sebuah perjalanan dari tahun 2007 BKM Makmur Abadi berdiri karena merupakan syarat dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Perkotaan, melangkah bersama memberantas kemiskinan dari waktu ke waktu sampai tuntas di wilayah Desa Lebak .  

Pada awal melangkah di bawah koordinator BKM Bapak Ali Ridho bersama Faskel pendamping mulai bergerilya mensosialisasikan program PNPM dan ini tidak mudah banyak rintangan dan kendala sampai akhir nya bisa di terima oleh masyarakat Desa Lebak sebagai sebuah program pengentasan kemiskinan.   Masih banyak masyarakat miskin di desa Lebak yang perlu di berantas baik miskin secara pola pikir maupun miskin secara materi.  

Ketegasan dan kearifan memimpin seorang Ali Ridhlo di bantu Unit-Unit Pengelola nya yang memiliki karakter BKM Makmur Abadi menjadi sosok yang kuat dan di percaya masyarakat desa lebak dan menjadi salah satu BKM yang solid di kecamatan Pakis Aji. Semua kegiatan yang bersumber dari dana BLM berjalan dengan lancar, di bidang Infrastruktur di bawah komando Bapak H. Asep Kaswadi sangat berkualiatas baik pembangunannya maupun sasaran penerima manfaat nya. Di bidang Ekonomi di bawah komando Ibu Ellya hasan dan Asyiqotul Husna menjadikan salah satu UPK yang tingkat pengembaliannya atau RR nya paling tinggi di Pakis Aji bahkan di Jepara sekalipun dan merupakan satu-satunya UPK yang tiap bulan rutin membuka pelayanan publik tiap tgl 15 guna memudahkan para nasabah membayar angsuran bulanan, tidak heran jika tiap tahunnya laba UPK rata-rata bisa mencapai di angka 30 jutaan.  Dibidang Sosial di bawah komando Wiratmoko (Moko) dan Nur Kaswan (Wawan) semua kegiatan sosial yang berupa pelatihan-pelatihan sampai sekarang bisa menjadi mata pencaharian bagi penerima manfaat nya.

Pada saat itu BKM Makmur Abadi berpikir dengan dana BLM yang ada di rasa masih kurang untuk membangun dan mengentaskan kemiskinan yang ada di desa Lebak, maka dari itu Pak Ali Ridhlo dan kawan-kawan berusaha mengakses dana lain di luar PNPM baik itu melalui kementrian perumahan rakyat maupun melalui dinas-dinas SKPD di jepara atau Propinsi. Dan di jalur PNPM, BKM Makmur Abadi berusaha mengakses dana PNPM Lanjutan yaitu Program Neighbour Development  (ND) PLPBK dengan nilai program 1 Milyar, berbagai upaya dilakukan oleh sang koordinator beserta Unit Pengelolanya tapi di tingkat nasional pengajuan tersebut gagal dan berhenti di tengah jalan. Alhamdulillah pengajuan melalui Kementrian Perumahan Rakyat berhasil di realisasikan dengan membangun rumah sehat di lingkungan desa lebak sebanyak 25 rumah.

Sudah 2 periode pemilu BKM pak Ali Ridhlo menjadi koordinator BKM Makmur Abadi dan merupakan aturan baku di BKM bahwa kalau sudah 2 periode yang bersangkutan tidak boleh di pilih kembali.  Selama kepemimpinan Bapak Ali Ridhlo, BKM Makmur Abadi menjadi ikon ujung tombak dalam memberantas kemiskinan di desa Lebak, karena beliau desa Lebak mulai di kenal publik baik itu di lingkungan jepara maupun di wilayah luar Jepara, hal ini terbukti dari banyaknya BKM dari luar jepara yang melakukan studi banding ke desa Lebak dan tertarik untuk belajar lebih jauh dari BKM Makmur Abadi.  Begitu banyak potensi yang ada di desa Lebak yang haus untuk di gali dan dikembangkan tapi sebagian orang tidak bisa melihat itu, seorang Ali Ridhlo melihat itu dan berusaha menggali nya, perjuangan belum selesai masih banyak PR yang belum terselesaikan.

Penulis :
Fajar Sigit Prabowo, SPt
Community Development PNPM Jepara

Selasa, 10 Desember 2013

MENUJU KELAYAKAN HIDUP DENGAN SANGKAR BURUNG

 MENUJU KELAYAKAN HIDUP DENGAN SANGKAR BURUNG



Kusmianto adalah salah satu pengrajin sangkar burung di desa suwawal Timur, beliau selama ini memproduksi 7 sangkar burung tiap minggu nya. Permintaan pasar sangkar burung semakin hari semakin meningkat dan dia tidak mampu memenuhi permintaan pasar yang begitu banyak tersebut. Berawal dari siklus PNPM di masyarakat dengan adanya BKM Mandiri yang baru, dia mencoba berkonsultasi atau sharing terhadap masalah yang dia hadapi tentang sangkar burung. Kusmianto adalah ketua RT yang aktif dalam kegiatan yang diadakan oleh BKM. Setelah usulan tertuang dalam Perencanaan Jangka Menengah (PJM) BKM Mandiri maka untuk mengurangi tingkat pengangguran di desa Suwawal Timur maka diadakanlah Pelatihan Sangkar Burung yang di danai dari BLM Tahap I tahun 2013. BKM mengutus Unit Pengelola Sosial (UPS)  nya Abdul Munif untuk menangani kegiatan tersebut.

Terbentuklah KSM Fadlu Robbi dengan ketua M. Ulil Albab dan pelatihan diadakan tanggal 6 September s/d 24 September 2013 di desa Suwawal Timur. Setelah pelatihan yang diikuti oleh 15 orang, harapan Kusmianto terwujud sekarang produksi sangkar burung bisa meningkat tiap minggu bisa memproduksi 15 – 20 sangkar burung. Tiap sangkar burung di hargai Rp. 65.000,- – Rp. 70.000,- maka hasil yang di dapat dari KSM bisa mencapai Rp. 1.400.000,-. Dari 15 orang penerima manfaat, sekarang sudah berkembang menjadi lebih banyak lagi, hal ini di karena kan beberapa penerima manfaat membuka usaha nya sendiri di rumah nya masing-masing dengan memiliki kelompok usaha nya sendiri-sendiri. 

Hasil produksi dari beberapa kelompok tersebut tetap di kelola oleh KSM Fadlu Robbi sebagai induk kelompok usaha sangkar burung. Saat ini produksi per minggu sangkar burung lebih banyak lagi karena  permintaan pasar yang semakin tinggi.
Dengan meningkatnya produksi sangkar burung dan tingginya permintaan pasar, hal ini menimbulkan permasalahan baru di tingkat KSM, yaitu sulit nya mendapatkan lidi buat sangkar burung dan kalaupun ada itu harga nya mahal bisa mencapai Rp. 80.000 – Rp. 90.000 per ikat nya. Dengan tingginya harga lidi ini, KSM kesulitan untuk menekan harga sangkar burung sedangkan harga per sangkar nya tidak bisa naik lagi. BKM melalui UPS nya mencoba memecahkan pemasalahan KSM tersebut dan akhirnya Abdul Munif sebagai UPS bisa mendatangkan lidi dari KarangAnyar Solo dengan harga Rp. 60.000 per ikat sehingga produksi sangkar burung bisa terus berlanjut.

KSM Fadlu Robbi semakin mengembangkan kelompoknya dengan membuat kelompok-kelompok baru pengrajin sangkar burung, mereka mencoba memanfaatkan kegiatan ekonomi bergulir dari BLM Tahap II tahun 2013 melalui BKM Mandiri untuk membiayai kelompok usaha baru yang di bentuk nya. Sampai saat ini produksi sangkar burung meningkat drastis karena tinggi nya permintaan pasar akan sangkar burung. Harapan KSM Fadlu Robbi kedepan adalah menjadikan Desa Suwawal Timur menjadi sentra produksi sangkar burung di Jepara dalam mendukung kawasan pertanian terpadu dari progam Neighbour Development (ND) PLPBK.

Kusmianto sekarang bisa tersenyum lebar, harapan nya untuk mengurangi pengangguran di lingkungan RT nya bisa terwujud, saat ini di lingkungan nya sudah tidak ada anak muda yang berkelompok di pinggir jalan tanpa aktifitas. Aktifitas anak muda sekarang ada di 1 rumah yaitu KSM FADLU ROBBI





Penulis:
Fajar Sigit Prabowo, SPt
Community Development Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat  Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)
TIM 01 Jepara

Cerita Indah di Balik Pengelolaan Sampah.

Cerita Indah di Balik Pengelolaan Sampah.
(Oleh Fatkhur Rozaq, S.Sos)



Sampah sebuah kata yang mungkin akan sangat di hindari oleh sebagian besar masyarakat. Kontek menjijikan, bau, kotor dan tempat berkumpulnya  kuman  itu yang terlintas di benak sebagian besar masyarakat.

KSM Asri mandiri begitu namanya, berawal dari  sebuah polemik akan permasalahan pengelolaan sampah yang menghinggapi para penghuni perumahan  Griya Jepara Asri desa Mulyoharjo, bagaimana mengelola sampah rumah tangga agar tidak menimbulkan bau busuk dan mengotori area perumahan. Dengan di motori oleh  Ir. Sujima, MM yang Juga  Koordinator BKM Kunci Sejahtera desa Mulyoharjo bersama Bowo Sulistiyo, ST selaku Ketua RT 8 RW 4 desa Mulyoharjo mulai merapatkan barisan membuka sebuah impian akan tempat pengelolaan sampah

Di awali dengan kegiatan ngangsu kaweruh yang langsung kepada ahlinya di Bank Sampah  Gemah Ripah Badegan Bantul Jogyakarta, dan di tindak lanjuti dengan pelatihan pengelolaan sampah yang juga menghadirkan Narasumnber langsung dari Jogyakarta yaitu Bapak Bambang Suwerda, SST,M.Si yang juga sebagai Ketua umum Bank Sampah Nasional,dengan harapan permasalahan sampah di area perumahan sedikit demi sedikit dapat teratasi, lewat bantuan stimulan dari PNPM Mandiri perkotaan sebesar Rp.2.500.000, untuk pelatihan pengelolaan sampah dan di tindak lanjuti dengan BLM Rp.10.500.000 untuk pembangunan kantor Bank Sampah.

Bank Sampah, kata yang mungkin terlihat awam bahkan aneh di telinga kita, namun kini menjadi sebuah fenomena.Layaknya sebuah lembaga  perbankan, Bank sampah pun hampir sama kegiatannya, yaitu melayani nasabah terutama dalam kegiatan menabung, bukan uang  memang yang di tabung melainkan sampah. Lebih dalam lagi Bank sampahpun di bentuk  organisasi pengelola dari manajer, pembuku, bahkan kasirpun ada,  memang selama ini  Bank Sampah Asri madiri belum mampu melayani nasabahnya setiap hari, namun keberadaannya sangat dinanti, begitu antusiasmenya masyarakat bahkan anak-anak berbondong-bodong mendatangi Bank Sampah dengan tujuan utama adalah menabung sampah yang mereka punya,sebuah pembelajaran kepada generasi penerus bangsa akan pentingnya pengelolaan sampah telah di mulai. Mekanisme yang dilakukan oleh pengelola Bank Sampah adalah dengan terlebih dahulu menimbang sampah yang di bedakan jenisnya antara kertas, plastik, botol air mineral, kardus yang kemudian  di catat dalam buku tabungan/rekening nasabah. dan hasil dari pengumpulan sampah ini selanjutnya di jual kepada pengepul dan hasil dari penjualan akan di berikan kepada nasabah sesuai dengan yang tercatat di buku tabungan masing- masing nasabah.

KSM Asri Mandiri dalam pengelolaan sampah bukan tanpa kendala terutama dengan banyaknya sampah- sampah organik yang selama ini belum mampu di kelola dengan baik sehingga masih bertumpu pada pendekatan akhir yaitu sampah dikumpulkan, diangkut, dibakar atau di buang begitu saja. Kegiatan KSM Asri mandiri bagaikan Gayung Bersambut yang langsung direspon oleh Pemerintah Kabupaten Jepara Lewat Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Jepara yang memberikan bantuan peralatan penunjang kegiatan pengolahan sampah,diantaranya adalah alat pencacah sampah,komposser, gerobak sampah, timbangan, meja, kursi, mesin jahit dll

Dengan datangnya bantuan peralatan pengelolaan dan pengolahan sampah ini tidak serta merta menyelesaikan masalah yang ada, kantor Bank  Sampah Asri Mandiri yang terbatas menjadi sebuah masalah baru akan pengolahan sampah terutama sampah – sampah organik, lewat usaha yang tidak henti  kini KSM Asri Mandiri mengepakkan sayapnya untuk dapat mengelola sampah – sampah terutama sampah organik dengan membentuk sebuah KSM baru bernama KSM Biso Mulyo yang alhamdulillah lewat Kementrian Pekerjaan Umum di bawah Direktorat Jendral Cipta Karya Propinsi Jawa Tengah kini sedang di bangun sebuah pengolahan sampah terpadu yang total bantuannya sebesar Rp.391.704.500 yang rencana akan diresmikan oleh Bapak Bupati Jepara pada tanggal 20 Desember 2013 ini, dan semoga dengan di bangunnya tempat pengolahan sampah terpadu ini dapat menyelesaikan berbagai bentuk masalah akan sampah. (Fat/T3)

Senin, 11 November 2013

Kemiskinan Masih Tinggi

Bupati Jepara Ahmad Marzuqi mengatakan, jumlah penduduk miskin di daerahnya mencapai 36 persen. PNPM-MP yang dijadikan program untuk mengentaskan kemiskinan, perlu diberi motivasi bisa membantu mengentaskan kemiskinan.

”Dari 1.123.439 jiwa warga Jepara, terdapat 405.005 jiwa yang masuk dalam kategori penduduk miskin,” kata Marzuki, kemarin. Jumlah tersebut disebutkannya, sebagaimana hasil survei Tim Nasional percepatan penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).

Dilihat dari jumlahnya, lima desa di Jepara yang memiliki penduduk miskin terbesar. Desa itu antara lain Desa Karanggondang, Desa Troso, Desa Sinanggul, Desa Lebak dan Desa Guyangan.

Sedangkan berdasarkan persentasenya, kata Marzuqi, desa pemiliki warga miskin terbanyak Desa Tedunan, dan Desa Karangaji. Selain itu Desa Raguklampitan, Desa Kaliombo, serta Desa Tanggultlare.

Koordinator PNPM – MP Kabupaten Jepara Bambang Rudihartono mengatakan, tim PNPM-MP yang telah bekerja keras selama tujuh tahun semangat yang pasang surut. Perlu motivasi untuk mendorong organisasi tersebut, agar bisa bekerja lebih keras.

”Untuk itu, kami selenggarakan kegiatan motivasi bagi para relawan PNPM-MP. Ini agar bisa meningkatkan motivasi mereka dalam menjalankan tugasnya,” ujar Bambang.

Menurutnya, kegiatan yang diikuti oleh 850 peserta dari berbagai desa di Kabupaten Jepara tersebut sangat penting. Selain menambah semangat dan mendorong untuk lebih kreatif, juga bisa mendorong anggota bisa bekerja lebih keras.

”Motivasi tidak hanya untuk PNPM secara umum. Tapi juga yang terpenting bagi individu masing-masing. Ini bisa lebih meningkatkan jiwa relawan dan kesalehan sosialnya,” ungkapnya.

Dia menambahkan, di Jepara sasaran PNPM-MP berada di 86 desa yang tersebar di 7 kecamatan. Di antaranya Kecamatan Mlonggo, Pakisaji, Jepara, Tahunan, Pecangaan, Kalinyamatan, dan Welahan. Di luar tujuh kecataman itu, kegiatan sejenis dipacu dengan PNPM Mandiri Perkotaan.( koran muria )

Rabu, 18 September 2013

405.005 warga Jepara hidup di bawah garis kemiskinan


405.005 warga Jepara hidup di bawah garis kemiskinan
Muhammad Oliez
Selasa,  17 September 2013  −  16:05 WIB
Sindonews.com - Sebanyak 36 persen dari total penduduk di Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah, 405.005 warga Jepara hidup di bawah garis kemiskinanhidup di bawah garis kemiskinan. Berdasarkan hasil survei Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), jumlah penduduk miskin di Jepara sebanyak 405.005 jiwa dari total penduduk 1.123.439 jiwa.

“Kalau diprosentase masih ada 36 persen yang miskin. Tapi ini data tahun 2011, kalau angka terbaru belum ada, karena hasil survei terakhir angka itu,” kata Bupati Jepara Ahmad Marzuqi, di Ruang Rapat I Setda Jepara, Selasa (17/9/2013).

Para penduduk miskin itu terbesar di Desa Karanggondang Kecamatan Mlonggo dengan jumlah 7.413 jiwa, Desa Troso Kecamatan Pecangaan (7.117 jiwa), Desa Sinanggul Kecamatan Mlonggo (6.305 jiwa), Desa Lebak Kecamatan Pakisaji (5.927 jiwa), dan Desa Guyangan Kecamatan Bangsri (5.608 jiwa).

Sedangkan dari prosentasenya, lima desa pemilik warga miskin terbanyak adalah Desa Tedunan (81,77 %), Desa Karangaji (79,92 %), Desa Raguklampitan Kecamatan Batealit (77,10 %), Desa Kaliombo (76,38 %), dan Desa Tanggultlare (75,29 %) di Kecamatan Kedung.

“Penanganan kemiskinan tak bisa diselesaikan secara parsial. Semua elemen harus bersinergi agar program penanggulangan kemiskinan maksimal, sehingga masyarakat mandiri dan berdaya,” jelasnya.

Dilanjutkan dia, salah program pengentasan kemiskinan di daerah itu adalah PNPM Mandiri Perkotaan. Program ini sudah mulai dijalankan sejak 2007. Jika ditotal hingga 2013 ini, Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang dialokasikan untuk program ini mencapai Rp70,3 miliar.

Rinciannya yang bersumber dari APBN Rp63,97 miliar, dan dana pendamping dari APBD Kabupaten Jepara Rp6,355 miliar.

“Dari jumlah itu, dana yang dimanfaatkan sebesar Rp59,7 miliar. Sedangkan swadaya yang terkumpul dari masyarakat selama program ini berjalan, telah mencapai Rp33 miliar lebih,” kata Koordinator PNPM–MP Kabupaten Jepara Bambang Rudihartono.

Menurut Bambang, sasaran PNPM–MP di Jepara berada di 86 desa yang tersebar di tujuh kecamatan, masing masing Kecamatan Mlonggo, Pakisaji, Jepara, Tahunan, Pecangaan, Kalinyamatan, dan Welahan.

Mayoritas BLM PNPM–MP, dimanfaatkan untuk pembangunan lingkungan (79,6 persen), diikuti pembangunan bidang ekonomi (13 persen), dan bidang sosial (7,4 persen).

“Berbagai progam tersebut merupakan inisiatif dari masyarakat sendiri. Prinsipnya masyarakat akar masalah kemiskinan itu, lalu kita dampingi penyelesaian persoalan tersebut,” tandasnya.

Ditambahkan dia, perlu berbagai langkah terobosan untuk menekan angka kemiskinan di bumi Kartini. Tak kalah pentingnya, adanya sinergi antarberbagai lembaga yang terkait dengan progam penanggulangan kemiskinan tersebut.

(san)
Sumber: Sindonews

Selasa, 02 April 2013

Pelatihan Pengelolaan Bank Sampah

Mulyoharjo Jepara, BKM Kunci Sejahtera Desa Mulyoharjo kecamatan Jepara, melaksanakan “Pelatihan Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Bank Sampah”.dilaksanakan di Balai Desa Mulyoharjo,29 Maret 2013. Pelaksanaan pelatihan pengelolaan bank sampah ini dilakukan sepenuhnya oleh KSM Asri Mandiri yang sekaligus sebagai perintis pengelolaan Bank Sampah (Bank Sampah Asri Mandiri) di Desa Mulyoharjo.  Acara diawali sambutan Petinggi Desa Mulyoharjo HM.Rosyid dan sambutan Bpk. Sek Camat Jepara.

Dengan bantuan dari BLM PNPM Mandiri Perkotaan sebesar Rp.2.500.000. dan swadaya dari KSM Asri Mandiri, Alhamdulillah kami bisa menghadirkan Pakar Bank Sampah Gemah Ripah Badegan Batul Yogyakarta dan sekaligus sebagai Ketua Umum Bank Sampah Nasional “Bambang Suwerda, SST, M.Si”. ujar Koordinator BKM  Ir. Sujima, MM.  Dengan kesibukan yang luar biasa sebagai Dosen di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Pemenang Indonesia Berprestasi  Award 2009, Peraih Kalpataru Kategori Perintis Lingkungan Tingkat Kab. Bantul, serta sebagai Nominator Kick Andy Heroes Metro TV 2010 Kategori Lingkungan ini dengan semangat yang berapi-api menyampaikan materi tentang pentingnya pengelolaan Sampah dengan Bank Sampah.

Bowo Sulistyono,ST (Pembina bank sampah asri mandiri) menyampaikan bahwa Permasalahan Pengelolaan Sampah saat ini sangat komplek karena masyarakat masih punya kebiasaan membuang sampah disembarang tempat, masih terbiasa membakar sampah dilingkungannya, membuang sampah di sungai, dan belum bisa memilah-milah sampah.

Bambang Suwerda menyampaikan bahwa dulu kita sudah punya konsep dasar penelolaan sampah yaitu 3 M ( Mengurangi Sampah, Memanfaatkan Sampah dan Mendaurulang Sampah). Tapi dengan adanya Bank Sampah, maka kita tambah menjadi 5 M ( Memilah Sampah dan Menabung Sampah ). Ada 3 komponen Bank Sampah yang harus dilengkapi yaitu 3 P ( Penabung, Pengelola dan Pembeli Sampah ).
Banyak Manfaat dari Bank Sampah yaitu, 1. Aspek Lingkungan (Berkurangnya jumlah sampah yang harus dibuang ke TPA, Membantu mengurangi pencemaran udara akibat pembakaran sampah, dan Membantu menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih). 2. Aspek Pendidikan (Menanamkan pentingnya mengelola sampah rumah tangga kepada masyarakat dengan cara diinvestasikan/ditabung, Pendidikan lingkungan hidup sejak dini terhadap anak-anak dengan tidak meninggalkan tumbuh kembang mereka, Anak-anak akan memahami pentingnya menabung, Anak-anak akan memaknai sampah yang mereka hasilkan). 3. Aspek Sosial Ekonomi (Menambah pendapatan keluarga dari sampah yang mereka tabung di bank sampah, Merubah persepsi negatif yang berkembang di masyarakat terhadap penggiat sampah terutama pemulung).ujar Bambang Suwerda.

Sementara itu Hambali (Direktur Bank Sampah Asri Mandiri) menambahkan bahwa Aspek Pendidikan yang pertama harus kita garap, yaitu mengubah kebiasaan buruk masyarakat dalam membuang sampah, dan membiasakan anak-anak kita untuk membuang, memilah dan menabung sampah. Akhirnya kami atas nama panitia pelatihan menyampaikan kepada seluruh masyarakat jepara umumnya dan desa mulyoharjo khususnya untuk mengubah kebiasaan menjadi manfaat dengan menabung sampah di Bank Sampah Asri Mandiri RT 08 RW 04 Perumahan Griya Jepara Asri Mulyoharjo Jepara. Amin.

Mudah-mudahan dengan adanya Pelatihan ini, maka masyarakat Jepara umumnya dan Desa Mulyoharjo Khususnya bisa ikut serta dalam program ini sehingga “UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah” yaitu Kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah, bisa kita laksanakan bersama, ujar Bowo Sulistyono.  Amin Ya Robbal Alamin.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More