Hari jum’at 25 November 2011, uji petik dilakukan oleh KMW yang dilakukan oleh pak Elis (TA monev) ibu Eri (Yunior Asmandat KMW jateng) dan pak Tris (assisten TA infra) dikelurahan Karangkebagusan BKM Adil Jujur Sejahtera, kelurahan Potroyudan BKM Rahayu dan kelurahan Bulu BKM Bina Mulya Utama Kec.Jepara Kab. Jepara.
Uji petik dilakukan kaitannya dengan melihat kendala dan tingkat perkembangan BKM sebagai study banding yang ditujukan kepada BKM, KSM, maupun UP-UP dengan pelaksanaan siklus masyarakat, kaitannya dengan proposal kegiatan dan LPJnya, Pelaksanaan kegiatan BLM baik kualitas bangunan untuk kegiatan lingkungan, volume yang sesuai dengan rencana, prasasti untuk identitas.
Sedikit tanya jawab kepada BKM mengenai kegiatan siklus mampu dijawab dengan baik dan benar hanya saja ada kekurangan yaitu prasasti pada hasil kegiatan lingkungan tidak ada, dokument-dokument belum dibuat dengan baik (siklus, PJM, PS2), memang perlu adanya uji petik seperti ini untuk koreksi dan evaluasi agar kedepan lebih baik, data terarsip dengan baik lebih-lebih PJM pronangkis dapat dimitrakan dichannelingkan dengan pihak swasta, pemda, atau dinas-dinas terkait, PJM layak jual program-program mampu difasilitasi, direalisasikan dengan adanya channeling, semua itu butuh proses dan kerelawanan masyarakat untuk menyajikan data secara apik, detail, akurat, terpercaya, penyajian yang bagus dan mampu menarik pembaca untuk turut serta membantu merealisasikan program-program yang ada khususnya PJM pronangkis.
Pengaruh besar akan baik tidaknya BKM juga bergantung dengan BKMnya jika BKM kurang aktif juga akan mempengaruhi semuanya, keaktifan anggota BKM sangat membawa pengaruh penting, kebijakan yang diambil kebijakan yang pro-poor (memihak masyarakat miskin), memonitoring, mengevaluasi, sebagai motor penggerak masyarakat/relawan, memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang ada, ini yang terkadang kurang dipahami oleh BKM atau dipahami tetapi dilanggar karena kendala yang dihadapi ditingkat masyarakat “teori tidak sama dengan prakteknya” benturan dengan pemahaman masyarakat, terkadang datang dipertemuaan mendengarkan setelah itu lupa, siap melakukan kegiatan setelah itu tidak ada tindak lanjut, banyak melakukan pertemuan akan menghabiskan dana untuk jamuan, itulah asumsi-asumsi yang ada dan banyak sekali problem yang ada di BKM.
Ada satu koreksi dari KMW yang disampaikan kaitannya dengan sistem yang tidak jalan yaitu UP-UP dan BKM yang tidak bekerja dengan baik, perlu disadari oleh semua mereka adalah relawan yang ekonominya menengah kebawah dan waktu tersita untuk mencari nafkah untuk keluarga, sementara yang menengah keatas mereka jarang terjun dalam kegiatan ke-BKM-an, betapa susahnya BKM untuk menggerakkan dirinya sendiri maupun UP-UP dan KSM, lebih-lebih KSM ekonomi yang macet, perlu diingat semboyan dari PNPM “Bersama Kita Bisa !”
Oleh : Lilis Suryani, A.Md (faskel CD tim 4 Kab.Jepara, Nov 2011)
Uji petik dilakukan kaitannya dengan melihat kendala dan tingkat perkembangan BKM sebagai study banding yang ditujukan kepada BKM, KSM, maupun UP-UP dengan pelaksanaan siklus masyarakat, kaitannya dengan proposal kegiatan dan LPJnya, Pelaksanaan kegiatan BLM baik kualitas bangunan untuk kegiatan lingkungan, volume yang sesuai dengan rencana, prasasti untuk identitas.
Sedikit tanya jawab kepada BKM mengenai kegiatan siklus mampu dijawab dengan baik dan benar hanya saja ada kekurangan yaitu prasasti pada hasil kegiatan lingkungan tidak ada, dokument-dokument belum dibuat dengan baik (siklus, PJM, PS2), memang perlu adanya uji petik seperti ini untuk koreksi dan evaluasi agar kedepan lebih baik, data terarsip dengan baik lebih-lebih PJM pronangkis dapat dimitrakan dichannelingkan dengan pihak swasta, pemda, atau dinas-dinas terkait, PJM layak jual program-program mampu difasilitasi, direalisasikan dengan adanya channeling, semua itu butuh proses dan kerelawanan masyarakat untuk menyajikan data secara apik, detail, akurat, terpercaya, penyajian yang bagus dan mampu menarik pembaca untuk turut serta membantu merealisasikan program-program yang ada khususnya PJM pronangkis.
Pengaruh besar akan baik tidaknya BKM juga bergantung dengan BKMnya jika BKM kurang aktif juga akan mempengaruhi semuanya, keaktifan anggota BKM sangat membawa pengaruh penting, kebijakan yang diambil kebijakan yang pro-poor (memihak masyarakat miskin), memonitoring, mengevaluasi, sebagai motor penggerak masyarakat/relawan, memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang ada, ini yang terkadang kurang dipahami oleh BKM atau dipahami tetapi dilanggar karena kendala yang dihadapi ditingkat masyarakat “teori tidak sama dengan prakteknya” benturan dengan pemahaman masyarakat, terkadang datang dipertemuaan mendengarkan setelah itu lupa, siap melakukan kegiatan setelah itu tidak ada tindak lanjut, banyak melakukan pertemuan akan menghabiskan dana untuk jamuan, itulah asumsi-asumsi yang ada dan banyak sekali problem yang ada di BKM.
Ada satu koreksi dari KMW yang disampaikan kaitannya dengan sistem yang tidak jalan yaitu UP-UP dan BKM yang tidak bekerja dengan baik, perlu disadari oleh semua mereka adalah relawan yang ekonominya menengah kebawah dan waktu tersita untuk mencari nafkah untuk keluarga, sementara yang menengah keatas mereka jarang terjun dalam kegiatan ke-BKM-an, betapa susahnya BKM untuk menggerakkan dirinya sendiri maupun UP-UP dan KSM, lebih-lebih KSM ekonomi yang macet, perlu diingat semboyan dari PNPM “Bersama Kita Bisa !”
Oleh : Lilis Suryani, A.Md (faskel CD tim 4 Kab.Jepara, Nov 2011)