Pelatihan Motivasional untuk BKM, Relawan, Up-UP dan Perangkat Desa/Kelurahan

Sambutan Pelatihan Motivasional oleh Bupati Jepara

Pelaksanaan Kegiatan Fisik

Salah satu kegiatan fisik PNPM MP Kabupaten Jepara yaitu Pembangunan Jalan Rabat Beton

Monitoring dan Evaluasi dari Pemda Kab Jepara

Kunjungan ke lapangan untuk melihat hasil kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan di Kabupaten Jepara

Kegiatan Sosial

Pelatihan Tata Boga yang difasilitasi oleh PNPM MP Kabupaten Jepara

Kunjungan Bupati Jepara

Kunjungan Bupati Jepara ke salah satu desa pelaksana kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan

Senin, 03 Oktober 2011

Peran Serta Perempuan dalam Kegiatan Infrastruktur

Pada awalnya sebelum kegiatan pembangunan jalan ini dimulai dibentuklah KSM dengan nama KSM Sido Lancar dengan maksud dan tujuan supaya nanti waktu pelaksanaan bisa berjalan lancar. Ikut didalamnya para ibu-ibu dengan harapan supaya jalan yang ada disekitarnya bisa bagus terutama ibu suriah yang memelopori ibu-ibu di RT setempat tak ketinggalan juga ibu suni dan kasbun meskipun di KSM beliau berada di seksi konsumsi namun antusianya demi terwujudnya jalan yang ada disekitarnya menjadi lebih baik beliau siap terjun untuk gotong-royong bila nanti pelaksanaan

Warga Batukali (RT 2 RW IV) juga mempunyai Kas RT yang dikumpulkan setiap pertemuan rutin RT untuk mendukung kegiatan yang ada di RT tersebut. Dari kas RT inilah swadaya bisa terkumpul. Selain itu setelah nanti pelaksanaan berlangsung warga juga siap untuk iuran lagi sebagai bentuk swadaya kegiatan ini apalagi panen pada kesempatan kali ini terbilang cukup baik menambah semangat bagi warga RT 2 RW IV yang sebagian besar mereka penghasilannya dari bertani

pembangunan jalan mulai dilaksanakan dengan diawali rembug warga setempat untuk menyepakati teknis pelaksanaan maupun kebutuhan lainnya. Karena lokasi berada di tengah-tengah antardesa yang berbeda maka disepakati dibentuk dua RT maka panitia pelaksana terdiri dari para ketua RW, ketua RT, tokoh masyarakat, dan khalayak warga. Para ibu, kaum perempuan, termasuk gadis-gadis remaja, yang piawai dalam urusan masak-memasak, terlibat sejak awal kegiatan — bahkan sebelum pekerjaan utama dimulai. Mereka mengurusi terutama konsumsi dan administrasi keuangan.

Karena pada siang hari sebagian warga sibuk bekerja mencari nafkah, maka mereka memulai pekerjaan ini pada sore hari dan dilanjutkan hari minggu untuk diadakan gotong-royong terlihat disini antusiasme dari kaum perempuan dalam kegiatan tersebut. Ini membuktikan bahwa perempuan tidak hanya di dapur saja tapi mereka juga siap dalam bekerja seperti layaknya laki-laki bahkan dengan adanya ibu-ibu perempuan yang ikut memegang cangkul dan ember semakin menambah semangat para pemuda dalam kegiatan gotongroyong tersebut.

Pekerjaan pengaspalan ini selesai dibangun selama kurang lebih 1 hari, sampai Jalan tersebut juga sebagai pendukung sebagai kawasan prioritas di PLPBK karena didesa ini juga mendapat program PLPBK. Dalam pelaksanaannya kegiatan Pembangunan jalan ini menghabiskan dana kurang lebih Rp 11,750,000.00 juta. Dari jumlah itu sebesar Rp 4,600,000.00 merupakan BLM PNPM-MP Tahun 2009 Termin III

Hasil konkret yang dicapai dari kegiatan ini adalah terbangunnya Jalan rabat beton yang semakin kuat, berukuran panjang 170 m dan lebar 2,5 m. Jalan Rabat Beton ini bisa dilewati mobil berukuran kecil sampai sedang dengan tanpa kesulitan.

Selain fisik bangunan juga kegiatan ini menghasilkan rasa kebersamaan dan gotong royong masyarakat yang sangat baik baik laki-laki maupun perempuannya hal ini dibuktikan dengan suksesnya kegiatan ini. Kegiatan ini mustahil berhasil bila rasa tersebut tidak muncul di masyarakat. Karena persinggungan yang guyub-rukun itulah proses pembangunan berjalan.

Untuk menjaga keberlanjutan dan memperpanjang umur (lifetime) jalan, maka disepakati pengelolaan perawatan dibebankan kepada organisasi RT/RW setempat.Misalnya lewat kerjabakti insidentil. Dan jika memerlukan dana, itu diambilkan sebagian dari iuran pembangunan bulanan yang memang sudah menjadi tradisi penggalangan swadaya selama ini. Ada pula pemikiran penerapan biaya portal, khususnya bagi kendaraan roda empat yang membawa beban kapasitas penuh

Pembangunan Jalan Paving Desa Robayan

Pada awalnya, jalan yang terletak di RT 06/RW 01 ini hanyalah jalan tanah biasa, dengan kondisi yang kalau hujan becek dan sering banjir sehingga mengganggu aktivitas masyarakat. Kondisi seperti ini mendorong keinginan warga untuk membangun jalan yang bisa dilalui pejalan kaki, sepeda motor maupun mobil.

Warga Robayan, khususnya Rt 06/Rw 01 kemudian menabung cukup lama, sebagai bentuk swadaya, melalui mekanisme paguyuban warga. Ketika dana yang terkumpul jumlahnya cukup memadai, kegiatan pembangunan jalan tidak kunjung dimulai karena kesibukan warga. Pada kondisi ini sesungguhnya yang terjadi adalah “tidak adanya mekanisme inisiasi”, suatu mekanisme yang merubah niat menjadi tindakan. Di samping itu ada sedikit masalah tentang lahan warga yang menolak apabila sebagian tanahnya terkena ptoyek paving ini.

Itu semua berubah dengan hadirnya program PNPM-Mandiri Perkotaan di desa Robayan. PNPM-MP sungguh menjadi pemicu bagi kebangkitan serempak di kedua sisi Sungai Karanggungan yang menjadi batas kedua desa itu. Mengapa ini bisa terjadi? Karena kaidah keproyekan yang memiliki batas waktu, target capaian, persyaratan teknis, telah menjadi cambuk bagi bergulirnya proses pekerjaan secara terstruktur dengan melibatkan sumberdaya dan sumberdana yang sudah ada. Dan berkat adanya swadaya dana dari warga, maka tanah yang bermasalah tersebut akhirnya dibeli dan digunakan untuk kegiatan jalan paving juga.
Hal itu pula yang bisa menjelaskan bagaimana kontribusi bantuan langsung masyarakat (BLM) PNPM-MP yang sebesar Rp 20 Juta dapat menghimpun swadaya hampir 40%.

Bulan Maret 2011 pembangunan jalan mulai dilaksanakan dengan diawali rembug warga setempat untuk menyepakati teknis pelaksanaan maupun kebutuhan lainnya. Karena lokasi berada di tengah-tengah desa yang berbeda maka disepakati dibentuk panitia pelaksana terdiri dari para ketua RW, ketua RT, tokoh masyarakat, dan khalayak warga. Para ibu, kaum perempuan, termasuk gadis-gadis remaja dan juga anak2 kecil, yang piawai dalam urusan masak-memasak, terlibat sejak awal kegiatan — bahkan sebelum pekerjaan utama dimulai. Mereka mengurusi terutama konsumsi dan administrasi keuangan.
Karena pada siang hari sebagian warga sibuk bekerja mencari nafkah, maka mereka memulai pekerjaan paving ini pada sore hari dan dilanjutkan malam hari bahkan sampai tengah malam, mereka tetap semangat mengerjakannya.
Pekerjaan paving ini selesai dibangun selama kurang lebih 1 minggu, sampai ke tingkat sempurna seperti sekarang ini. Jalan tersebut rencananya akan diresmikan pada pertengahan bulan Maret 2011 ini

Dalam pelaksanaannya kegiatan Pembangunan jalan ini menghabiskan dana kurang lebih Rp 25.375.000. Dari jumlah itu sebesar Rp 20 juta merupakan BLM 3 tahap 3 PNPM-MP Tahun 2009. Dengan demikian swadaya masyarakat tercurah sebanyak Rp 5.375.000. Untuk diketahui, itu semua murni dari warga.

Untuk menjaga keberlanjutan dan memperpanjang umur (lifetime) jalan, maka disepakati pengelolaan perawatan dibebankan kepada organisasi RT/RW setempat.Misalnya lewat kerjabakti insidentil. Dan jika memerlukan dana, itu diambilkan sebagian dari iuran pembangunan bulanan yang memang sudah menjadi tradisi penggalangan swadaya selama ini. Ada pula pemikiran penerapan biaya portal, khususnya bagi kendaraan roda empat yang membawa beban kapasitas penuh.

Bicara mengenai pemanfaat, jalan ini digunakan bukan hanya oleh warga setempat tapi juga warga wilayah RT/RW lain yang berdekatan. Sebab, jalur ini memang membuka akses yang semula terkendala karena Becek dan sering banjir, untuk menuju ke pusat desa atau menuju kantong-kantong kegiatan ekonomi (lahan pertanian), pendidikan (sekolah, tempat kursus), sosial (masjid/musholah), dan jalur keluar yang terdekat.
(Tatang & Wawan-Tim 10 PNPM MP Jepara)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More